Pelaut ADIPATI l Kalitbang INDOMARITIM l Direktur Eksekutif TRUST l Presiden SPI l Volunteer INMETA
Pencapaian bersejarah berupa perjanjian Laut Lepas yang telah disetujui oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah hampir 20 tahun negosiasi di markas besar PBB di New York 2023 ini. Perjanjian ini memiliki implikasi besar dalam skema maritim dan geopolitik Indonesia, yang dikenal sebagai negara maritim dengan perairan yang luas dan beragam sumber daya kelautan. Perjanjian ini memiliki tujuan utama untuk melindungi sekitar dua pertiga dari perairan laut yang berada di luar batas negara. Ini akan memberikan kerangka hukum untuk mendirikan kawasan perlindungan laut (KKL) yang luas, dengan tujuan melindungi satwa liar dan membagi sumber daya genetik di laut lepas.
Indonesia memiliki salah satu wilayah laut terbesar di dunia, yang meliputi zona ekonomi eksklusif yang luas. Dalam konteks ini, Perjanjian Laut Lepas dapat membantu Indonesia dalam memperkuat upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya lautannya yang kaya. Kesepakatan ini memberikan kerangka hukum yang lebih kuat untuk menjaga kelestarian ekosistem laut di sekitar Indonesia. Salah satu hambatan utama yang membedakan negara berkembang dan maju adalah bagaimana membagi sumber daya genetik kelautan secara adil dan keuntungan yang diperoleh. Mulai dari materi genetik spons laut dalam, karang, rumput laut, bakteri telah menjadi perhatian utama penelitian ilmiah dan eksploitasi komersial karena potensi penggunaannya dalam obat-obatan dan kosmetik.
Sebagai negara maritim penting, Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam perundingan internasional terkait laut lepas. Kesepakatan ini memperkuat posisi diplomatis Indonesia dan menunjukkan komitmen negara ini dalam menjaga keberlanjutan lingkungan laut global. Sehingga diperlukan strategi maritim untuk meningkatkan peran maritim negara ini. Perjanjian Laut Lepas dapat memberikan dampak positif ekonomi dan sosial bagi Indonesia. Melalui perlindungan sumber daya kelautan yang lebih baik, Indonesia dapat mengembangkan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Salah satu isu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pembagian sumber daya genetik kelautan diatur dalam konteks perjanjian ini. Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya genetik kelautan, dan negara ini perlu memastikan bahwa kesepakatan ini menguntungkan bagi negara ini dalam hal pemanfaatan sumber daya tersebut. Mengantisipasi krisis energi yang diperkirakan cadangan energi fosil pada tahun 2050 yang akan habis, sumber daya domestik seharusnya sudah harus mulai dioptimalkan, mengingat sumber daya genetik yang mayoritas ada didalam laut kita sudah diakui oleh internasional.
Maka Perjanjian Laut Lepas ini bisa dikatakan sebagai langkah signifikan dalam mendukung skema maritim Indonesia dan menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan. Namun, penting bagi Indonesia untuk mengawasi implementasi perjanjian ini dengan cermat dan memastikan bahwa kepentingan nasionalnya tetap terjaga dalam kerangka hukum baru ini. Perjanjian Laut Lepas ini juga mendorong kerjasama internasional dalam menjaga keberlanjutan lingkungan laut global. Semoga Indonesia dapat memanfaatkan kerjasama ini untuk memperkuat hubungan diplomatis dengan negara-negara lain dan mempromosikan peran positifnya dalam isu kelautan global.
Komentar