Pelaut ADIPATI l Kalitbang INDOMARITIM l Direktur Eksekutif TRUST l Presiden SPI l Volunteer INMETA
ELEGI KETENANGAN LAUT : Pengalaman Seorang Kapten Melintasi Badai …
Deringan alarm membuyarkan mimpi malam saya di kabin sempit kapal kargo yang berayun-ayun secara ritmis di atas ombak. Segera setelah mengenakan seragam kuning saya, saya melangkah ke geladak, siap menghadapi hari baru di laut lepas. Namun, yang saya hadapi tidak hanya tantangan fisik, tetapi juga badai emosional yang terus mengancam.
Selama berbulan-bulan menjelajahi samudera, saya merasakan dampak yang menghantui jiwa dan pikiran para pelaut. Kondisi kerja yang keras, isolasi dari keluarga, dan tekanan yang tidak ada habisnya dari atasan membuat atmosfer di kapal menjadi tegang. Percakapan di ruang makan dipenuhi dengan keluhan dan kekhawatiran, dan senyum jarang terlihat di wajah rekan-rekan saya.
Pada suatu hari, badai seolah-olah menyelimuti kapal kami, tidak hanya dalam bentuk gelombang besar yang menerjang, tetapi juga dalam perasaan cemas dan putus asa yang menghantui setiap sudut. Salah satu kru kami, seorang pelaut yang telah lama bertugas di kapal ini, mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan mental. Tangisannya terdengar di malam hari, dan ekspresinya tertutup dan murung.
Melihat rekan satu tim saya seperti itu, saya merasa terdorong untuk bertindak. Saya mendekatinya dengan penuh empati, mencoba mendengarkan cerita hidupnya dan menawarkan dukungan. Namun, saya menyadari bahwa masalah ini tidak hanya dialaminya, tetapi juga menjangkiti banyak pelaut lainnya. Berbagi pengalaman dengan rekan-rekan lainnya, saya menyadari bahwa perasaan terisolasi dan tekanan pekerjaan yang tinggi telah merajalela di kapal ini. Kami semua membawa beban yang sama, tetapi jarang sekali ada yang berani membuka diri tentang perjuangannya.
Bersama-sama, kami memutuskan untuk mengambil langkah untuk memperbaiki situasi. Kami mengadakan pertemuan kelompok kecil untuk berbagi pengalaman dan emosi kami, mencari cara untuk mengatasi tekanan, dan memberi dukungan satu sama lain. Kami juga menyampaikan kekhawatiran kami kepada manajemen kapal, menyerukan perubahan dalam kebijakan kerja dan dukungan kesejahteraan.
Perlahan tapi pasti, awan kelabu di langit kapal mulai terangkat. Dukungan kolektif dan upaya untuk mengubah budaya kerja telah membawa perubahan positif. Kini, senyum kembali hadir di wajah kami, dan semangat untuk menyelesaikan tugas kami dengan kebanggaan dan dedikasi kembali menyala… Menyala abangkuhh 100%
Melintasi badai emosional di laut lepas bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan dukungan dan solidaritas, kami, para pelaut, mampu menghadapi tantangan ini. Kami belajar bahwa kekuatan sejati dalam navigasi kehidupan terletak pada kemampuan untuk saling mendukung dan merangkul keberagaman kita dalam satu perahu yang sama, melintasi lautan kehidupan yang penuh dengan gelombang dan arus tak terduga.
Catatan Pelaut Adipati 2024
Jawaban Ilmiah Jurnal Internasional Maritim …
Sementara kondisi kerja di industri maritim memberikan sejumlah tantangan serius bagi kesejahteraan psikologis para pelaut, dampaknya juga luas dan beragam. Beberapa dampak psikologis utama yang terjadi pada pelaut karena kondisi kerja mereka meliputi:
- Stres Tinggi: Pelaut terpapar pada faktor-faktor stres yang tinggi di kapal selama kontrak mereka, termasuk kondisi kerja yang terbatas, jam kerja yang panjang dan melelahkan, risiko pekerjaan, kelelahan, dan kurangnya kehidupan sosial dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan dampak negatif pada kesejahteraan psikologis.
- Kecemasan dan Burnout: Kondisi kerja yang keras dan lingkungan yang terisolasi dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan burnout di kalangan pelaut. Kecemasan dapat timbul karena tekanan kerja yang konstan dan isolasi dari lingkungan sosial yang normal. Burnout, di sisi lain, adalah hasil dari kelelahan fisik dan mental yang kronis.
- Isolasi Sosial: Kehidupan di kapal dapat menjadi sangat terisolasi secara sosial karena pelaut terpisah dari keluarga dan teman-teman mereka untuk jangka waktu yang panjang. Ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi yang serius.
- Gangguan Kesehatan Mental: Pelaut berisiko mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan percobaan bunuh diri akibat tekanan kerja yang konstan dan isolasi sosial yang dialami di kapal.
- Konflik antara Pekerjaan dan Keluarga: Kondisi kerja yang memisahkan pelaut dari keluarga mereka juga dapat menyebabkan konflik antara pekerjaan dan keluarga. Pelaut sering merasa tertekan karena perasaan bersalah meninggalkan keluarga untuk jangka waktu yang panjang.
- Kecelakaan Maritim: Kondisi kerja yang ekstrem dan tekanan yang dialami di kapal juga dapat menyebabkan kecelakaan maritim yang serius. Kecelakaan ini dapat memiliki konsekuensi fatal dan menyebabkan trauma psikologis bagi para pelaut yang terlibat.
- Masalah Komunikasi dan Budaya: Pelaut sering kali bekerja dengan kru multikultural di lingkungan yang keras dan terisolasi. Masalah komunikasi dan perbedaan budaya dapat menyebabkan konflik di antara kru dan menambah tekanan psikologis pada pelaut.
- Stres Lingkungan: Lingkungan kerja yang keras di kapal, termasuk getaran, kebisingan, dan kondisi laut yang tidak stabil, juga dapat menyebabkan stres fisik dan psikologis pada pelaut.
- Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan Mental: Pelaut sering kali memiliki akses terbatas atau bahkan tidak memiliki akses sama sekali ke layanan kesehatan mental di kapal. Ini dapat menyulitkan mereka untuk mencari bantuan ketika mengalami masalah kesehatan mental.
Dampak psikologis industri maritim pada pelaut dapat sangat merugikan bagi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi dan intervensi yang efektif untuk mengurangi tekanan psikologis yang dialami para pelaut dan meningkatkan kesejahteraan mereka di tempat kerja. Bahasan serupa pernah ditulis oleh peneliti senior kelautan dari Istanbul Technical University, Turkey tentang Efek Psikologis Industri Maritim pada Pelaut.
VOM (Voice of Maritime) memberikan rekomendasi berdasarkan informasi yang telah disediakan tentang dampak psikologis industri maritim pada pelaut, serta kondisi kerja yang sulit yang dihadapi oleh mereka, ada beberapa solusi holistik yang dapat diimplementasikan. Solusi ini mencakup berbagai aspek kehidupan pelaut, baik dari segi individu maupun sistem organisasi. Berikut adalah beberapa solusi holistik yang dapat dipertimbangkan:
- Pengaturan Jam Kerja yang Sehat: Implementasi regulasi yang memastikan pelaut memiliki jadwal kerja yang sehat dan sesuai dengan standar keselamatan internasional, seperti yang diatur oleh Konvensi Buruh Maritim (MLC) 2006.
- Manajemen Stres dan Kesejahteraan Mental: Perusahaan pelayaran dapat menyediakan program manajemen stres dan kesejahteraan mental yang mencakup konseling, pelatihan relaksasi, dan dukungan psikologis lainnya. Ini membantu pelaut dalam menghadapi stresor pekerjaan yang tinggi dan mengurangi risiko masalah kesehatan mental.
- Peningkatan Kondisi Kerja di Kapal: Perusahaan pelayaran harus berinvestasi dalam meningkatkan kondisi kerja di kapal, termasuk penyediaan akomodasi yang layak, fasilitas rekreasi, dan akses internet. Kondisi kerja yang lebih baik dapat membantu mengurangi kelelahan fisik dan mental.
- Peningkatan Komunikasi dan Kolaborasi: Fasilitasi komunikasi yang lebih baik di antara anggota kru, terutama yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, dapat membantu mengurangi konflik interpersonal dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
- Pelatihan Budaya Organisasi dan Kepemimpinan: Memberikan pelatihan kepada manajer dan atasan dalam memahami dan mengelola kebutuhan psikologis dan sosial pelaut, serta menciptakan budaya organisasi yang mendukung kesejahteraan kru.
- Fasilitasi Keseimbangan Pekerjaan-Keluarga: Perusahaan dapat mempertimbangkan program yang membantu pelaut dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, termasuk fasilitasi komunikasi dengan keluarga dan penyediaan waktu istirahat yang memadai di antara kontrak.
- Pengembangan Karir dan Dukungan Pendidikan: Menyediakan peluang pengembangan karir dan dukungan pendidikan bagi pelaut dapat membantu meningkatkan motivasi dan kesejahteraan mereka, serta mempersiapkan mereka untuk masa depan di luar profesi maritim jika diperlukan.
- Kepatuhan terhadap Standar Keselamatan: Penting bagi perusahaan pelayaran untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap standar keselamatan yang ditetapkan oleh organisasi seperti IMO dan ILO, yang melindungi kesejahteraan fisik dan psikologis pelaut.
Dengan menerapkan solusi holistik yang mencakup aspek-aspek tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kinerja pelaut serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan di industri maritim.
Komentar