Digitalisasi Pelabuhan, Begini Trend di Tanjung Perak dan Rotterdam Belanda

Industri Maritim370 Dilihat

Jakarta, indomaritim.id – Digitalisasi pelabuhan menjadi tema focus group discussion (FGD) antara Pelindo III pengelola Pelabuhan Rotterdam, Belanda di Kantor Pusat Pelindo III, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Sebagai operator Pelabuhan Tanjung Perak dan beberapa pelabuhan penting lain di Indonesia, Pelindo III berkepentingan mengoptimalkan teknologi informasi dengan penerapan digitalisasi yang terintegrasi di seluruh kegiatan operasional pelabuhan yang dikelolanya.

“Tujuan utamanya ialah untuk mereduksi biaya logistik di Indonesia. Integrasi data sebagai bagian dari integrasi teknologi akan sangat penting untuk meningkatkan kinerja rantai pasok,” kata Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III, Toto Nugroho saat acara berlangsung.

Baca Juga: Perlancar Arus Mudik di Pelabuhan Merak, Kementerian Perhubungan Siapkan Cara Khusus

Ia melanjutkan, bahwa inovasi teknologi informasi harus bisa membantu proses bisnis. Tidak semata hanya digitalisasi data. Setelah implementasi TI menjadi solusi, berikutnya ialah mendorong integrasinya. Arsitektur TI yang dibangun harus tepat, agar jika ada perubahan tetap efisien proses perubahannya.

“Pelindo III sangat berkomitmen dalam mendorong digitalisasi. Termasuk melihat potensi untuk menjadi market place,” ujar Toto Nugroho.

Hal senada diungkapkan Senior Manager Perencanaan Strategis dan Kinerja Perusahaan Pelindo III, Prasetyo. Ia menambahkan bahwa digitalisasi memang penting untuk meningkatkan produktivitas dan layanan. Namun digital hanyalah tools, menurutnya aspek terpentingnya justru ada pada sumber daya manusianya.

Focus group discussion antara Pelindo III dan pengelola Pelabuhan Rotterdam. Foto: Humas Pelindo III
Focus group discussion antara Pelindo III dan pengelola Pelabuhan Rotterdam. Foto: Humas Pelindo III

“Misalnya dengan digitalisasi data kegiatan di pelabuhan, pengguna jasa bisa terbantu untuk mengatur strategi yang lebih efisien dan mengembangkan strategi bisnisnya. Namun manusia tetap merupakan pusat dari bisnis, dengan bantuan teknologi untuk mengurus beberapa hal, maka manusia bisa lebih fokus untuk mengembangkan layanan yang lebih personal lagi untuk setiap pengguna jasa yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda,” kata Prasetyo.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Pelabuhan Rotterdam, Willem Deden mengataka teknologi bukan alat pengambil keputusan.

Menurutnya, pada akhirnya hirarki institusi yang bisa mengambil keputusan dan memutuskan solusi untuk komunitas yang kompleks seperti di pelabuhan.

Baca Juga: Meningkat Dua Kali Lipat, Pengiriman Peti Kemas dari Pelabuhan Murhum Baubau

“Pelabuhan Rotterdam tidak bisa memaksa institusi lain untuk menggunakan inovasi teknologi yang dibuat. Misalnya pada inovasi Pronto untuk optimasi layanan pelabuhan,” kata Willem Deden .

“Maka yang dilakukan ialah memulai dengan mengajak beberapa perusahaan yang mau mencoba, karena efisiensi yang didapat lebih banyak dirasakan oleh pelayaran bukan pelabuhan. Kami menggelar banyak diskusi lintas institusi, dari syahbandar hingga pengguna jasa. Ternyata inovasi layanan juga menjadi daya tarik pelabuhan dalam pemasaran,”ujarnya.

Digital Expert Pelabuhan Rotterdam Monica Swanson, di sela presentasinya mengungkapkan bahwa bila perusahaan memiliki orang yang tepat untuk mengelola sistem teknologi informasi dan bila teknologi infomrasi bisa menyatukan karyawan milenial dan senior untuk bisa bekerja sama. Maka digitaliasi pelabuhan bisa sangat menguntungkan.

“Tantangannya ialah bagaimana membuat komunitas maritim lintas institusi di pelabuhan dan pelayaran untuk bersama-sama mendigitalisasi proses bisnisnya. Konflik kepentingan yang muncul juga harus didiskusikan bersama hingga mencapai kesetimbangan take and give yang membawa ke satu tujuan, keselamatan operasional dan efisiensi bisnis,” kata Monica Swanson.

Para peserta diskusi, baik dari karyawan Pelindo III Group, maupun tamu undangan dari BUMN Telkom dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, banyak yang menanyakan bagaimana trik untuk mengumpulkan lintas institusi agar bekerja sama mengembangan sistem digitalisasi.

Salah satunya ialah dengan meminta para pemangku kepentingan yang merupakan business owner untuk mengisi sendiri data mereka yang perlu di-sharing ke modul-modul yang disiapkan. Hal tersebut membuat mereka lebih nyaman dan mengikis isu kepercayaan.

Komentar