Pelaut ADIPATI l Kalitbang INDOMARITIM l CEO TRUST l Presiden SPI l Volunteer INMETA
Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Tentara Nasional Indonesia (TNI), bangsa Indonesia tidak hanya merayakan kekuatan dan dedikasi angkatan bersenjata, tetapi juga dihadapkan pada refleksi mendalam tentang kesiapan Indonesia dalam menghadapi situasi geopolitik yang semakin tidak menentu. Situasi global saat ini, yang ditandai oleh meningkatnya ketegangan di berbagai kawasan, seperti Timur Tengah dan Indo-Pasifik, mendorong negara-negara untuk memperkuat ketahanan nasional, termasuk kemampuan militernya.
Situasi terbaru di Timur Tengah, saat invasi Israel meluas ke Libanon. Dimana “Poros Perlawanan” Iran sedang mengalami ujian berat setelah serangan besar-besaran Israel pada Oktober 2023 yang mengingatkan betapa cepatnya dinamika geopolitik berubah. Serangkaian serangan terhadap sekutu-sekutu Iran, seperti Hizbullah, menandai ujian terhadap pengaruh Iran di kawasan menghadapi ancaman Israel. Ini menjadi pelajaran penting bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk senantiasa siap menghadapi tantangan keamanan eksternal.
TNI Sebagai Pilar Kekuatan Nasional
Dengan tema peringatan yang berfokus pada penguatan profesionalisme dan modernisasi TNI, HUT TNI ke-79 menjadi momentum penting untuk menilai sejauh mana kekuatan militer Indonesia telah berkembang. Di tengah ketidakstabilan global, TNI berperan penting sebagai penjaga stabilitas nasional dan kedaulatan negara. Sebagai negara dengan posisi strategis di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia harus memastikan bahwa militernya selalu siap dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks, baik dalam bentuk konflik konvensional maupun ancaman asimetris seperti terorisme, siber, dan disrupsi ekonomi global.
Peringatan ini juga menggarisbawahi pentingnya Indonesia mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan di tengah ketidakpastian geopolitik global. Contoh dari Timur Tengah, di mana Israel terus mengguncang kekuatan sekutu Iran dengan menghancurkan jaringan komunikasi dan membunuh tokoh penting seperti Hassan Nasrallah pimpinan Hizbollah Libanon dan Ismail Haniya Perdana Menteri Palestina bahkan di markaz nya Presiden Iran sendiri. Sebuah catatan yang menunjukkan bahwa setiap negara harus memiliki kekuatan militer yang mampu menjaga stabilitas kawasan dan melindungi kepentingan nasional.
Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia pada 2024, yang dikenal dengan cita-citanya menjadikan Indonesia “Macan Asia,” membawa harapan baru bagi kebijakan pertahanan nasional. Prabowo, yang memiliki latar belakang militer, menyadari bahwa untuk mencapai harapan tersebut, Indonesia harus memperkuat kapabilitas militernya agar disegani di kawasan. Sebagai Menteri Pertahanan sebelumnya, Prabowo telah memulai program modernisasi TNI, yang meliputi pengadaan alutsista terbaru serta peningkatan kemampuan maritim dan udara. Cita-citanya untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang disegani didukung oleh kebutuhan untuk melindungi kepentingan nasional di perairan strategis seperti Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, yang semakin penting di tengah ketegangan global.
Ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah adalah pertanda bahwa perang dunia ketiga kian dekat dan menyadarkan semua pihak betapa pentingnya sebuah negara memiliki angkatan bersenjata yang modern dan siap. Dalam konteks ini, visi Prabowo untuk memperkuat pertahanan Indonesia sangat relevan. Negara harus siap tidak hanya dalam aspek militer, tetapi juga diplomasi strategis, terutama dalam menghadapi konflik besar antara kekuatan seperti Amerika Serikat dan Tiongkok di Indo-Pasifik. Ketidakstabilan yang muncul di Timur Tengah, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta ketegangan di Laut Cina Selatan mengingatkan bahwa Indonesia harus siap menghadapi segala skenario terburuk.
Pelajaran dari invasi Israel menerobos Poros Perlawanan Iran yang melibatkan serangkaian serangan presisi oleh Israel terhadap sekutu-sekutu Iran, menggarisbawahi pentingnya Indonesia membangun ketahanan yang solid. Indonesia harus meningkatkan profesionalisme dan modernisasi TNI untuk memastikan kemampuan angkatan bersenjatanya dalam merespons ancaman eksternal. Selain itu, penguatan hubungan diplomasi pertahanan dengan negara-negara lain menjadi penting untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan. Seiring dengan itu, Indonesia perlu menjaga kepercayaan masyarakat internasional bahwa negara ini siap mengambil peran lebih besar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Pada dasarnya Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan posisi strategis di antara Samudra Hindia dan Pasifik, memiliki potensi besar untuk memainkan peran penting dalam geopolitik dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak ada jalan lain bahwa bangsa ini harus memperkuat angkatan bersenjatanya melalui berbagai tahapan strategis yang dapat memungkinkannya untuk menghadapi ancaman global dan berperan aktif dalam menjaga stabilitas regional dan internasional, diantaranya :
Modernisasi Alutsista dan Infrastruktur Militer : Langkah pertama dalam memperkuat kekuatan militer Indonesia adalah melakukan modernisasi alutsista dan infrastruktur militer. TNI perlu memperbarui sistem persenjataan di semua cabang angkatan bersenjata, termasuk angkatan darat, laut, dan udara. Investasi dalam teknologi canggih seperti jet tempur generasi baru, kapal selam strategis, kapal perang modern, dan sistem pertahanan udara mutakhir seperti S-400 atau Patriot sangatlah penting. Selain itu, Indonesia harus berupaya mengembangkan industri pertahanan lokal untuk memproduksi peralatan militer secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada impor. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi siber juga perlu diperluas untuk meningkatkan efisiensi operasi militer dan kemampuan bertahan dalam ancaman serangan siber.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) : Tidak hanya peralatan yang perlu dimodernisasi, tetapi juga kualitas sumber daya manusia. Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus memiliki personel yang terlatih, profesional, dan mampu beradaptasi dengan teknologi modern. Peningkatan pendidikan militer, pelatihan intensif, dan rotasi personel ke pusat-pusat konflik internasional dapat memperkaya pengalaman operasional dan meningkatkan profesionalisme pasukan. Kerjasama dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China melalui program latihan bersama juga akan memperkuat kemampuan taktis dan strategis TNI. Dengan kualitas SDM yang unggul, TNI dapat berperan lebih aktif di kancah global dan merespons berbagai ancaman yang muncul.
Pengembangan Kapabilitas Maritim : Sebagai negara maritim dengan ribuan pulau dan perairan yang strategis, Indonesia harus memiliki kekuatan laut yang tangguh. Pembangunan armada laut biru (blue water navy) menjadi prioritas, di mana TNI Angkatan Laut dapat beroperasi di perairan terbuka secara global. Pengadaan kapal induk, kapal selam nuklir, serta peningkatan pertahanan pantai di perairan strategis seperti Selat Malaka dan Laut Cina Selatan akan memperkuat pengawasan maritim dan melindungi jalur perdagangan yang vital. Pengembangan kemampuan pertahanan di laut sangat penting mengingat meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.
Memperkuat Aliansi dan Kerjasama Internasional : Kekuatan militer global tidak hanya bergantung pada jumlah pasukan dan persenjataan, tetapi juga pada aliansi strategis. Indonesia perlu memperkuat diplomasi pertahanan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, India, Jepang, dan Eropa. Kerjasama ini dapat dilakukan melalui latihan militer gabungan, pertukaran teknologi pertahanan, dan berbagi informasi intelijen. Selain itu, Indonesia juga harus aktif dalam organisasi internasional seperti ASEAN dan PBB serta membentuk blok pertahanan regional di kawasan Indo-Pasifik. Memperluas kerja sama dengan negara-negara berkembang di Afrika dan Asia juga penting untuk memperkuat pengaruh Indonesia di panggung dunia.
Pengembangan Kapabilitas Nuklir untuk Perdamaian : Indonesia juga harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan energi nuklir dalam kerangka perdamaian. Meskipun senjata nuklir bukan tujuan utama, teknologi nuklir dapat digunakan untuk ketahanan energi nasional dan sebagai pencegah dalam situasi geopolitik yang berpotensi berbahaya. Dalam hal ini, Indonesia harus tetap berkomitmen pada kebijakan non-proliferasi senjata nuklir, tetapi tetap mengembangkan teknologi nuklir untuk keperluan strategis di masa depan.
Pengembangan Kapabilitas Militer Global : Untuk menjadi pemain kunci dalam geopolitik global, Indonesia harus mampu memproyeksikan kekuatan militernya di luar wilayah domestik. Mengirim pasukan TNI dalam misi perdamaian internasional di bawah bendera PBB, berpartisipasi dalam operasi militer global, serta membangun pangkalan militer atau pos diplomatik di luar negeri adalah langkah yang penting. Kehadiran militer Indonesia di panggung dunia tidak hanya akan meningkatkan profil negara, tetapi juga memperkuat pengaruhnya dalam menjaga stabilitas global.
Investasi di Ruang Angkasa dan Pertahanan Satelit : Teknologi ruang angkasa juga menjadi elemen penting dalam kekuatan militer modern. Indonesia harus mengembangkan kemampuan satelit militer untuk komunikasi, pengawasan, dan pengumpulan informasi intelijen. Melalui kolaborasi dengan badan antariksa internasional seperti NASA, Roscosmos, dan CNSA, Indonesia dapat mengembangkan teknologi pertahanan berbasis ruang angkasa untuk mendukung operasional militer dan pertahanan nasional.
Membangun Kapasitas Pertahanan Siber : Di era digital, ancaman siber semakin signifikan. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia perlu membentuk Komando Siber Nasional yang bertugas melindungi infrastruktur kritis dan jaringan militer dari serangan siber. Selain pertahanan, kemampuan ofensif dalam operasi siber juga harus dikembangkan untuk melindungi kepentingan nasional dalam konflik siber global.
Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Industri Militer : Stabilitas ekonomi adalah kunci dalam membangun kekuatan militer. Tanpa dukungan ekonomi yang kuat, modernisasi militer tidak dapat berjalan lancar. Pemerintah harus memastikan bahwa anggaran pertahanan setidaknya mencapai 2-3% dari PDB untuk mendukung peningkatan kapasitas militer. Selain itu, investasi dalam industri pertahanan lokal akan memungkinkan Indonesia untuk memproduksi persenjataan dan teknologi militer secara mandiri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan nasional.
Peningkatan Kapasitas Intelijen dan Pengawasan Regional : Untuk menjadi kekuatan militer global, kemampuan intelijen yang kuat sangat penting. Indonesia harus memperkuat Badan Intelijen Negara (BIN) dan intelijen militer (BAIS) dengan teknologi canggih seperti analisis data berbasis kecerdasan buatan (AI) dan big data. Selain itu, pengawasan maritim dan udara harus diperkuat dengan sistem satelit, radar, dan drone yang dapat mendeteksi ancaman sejak dini.
Peringatan HUT TNI ke-79 lebih dari sekadar perayaan, melainkan sebuah pengingat akan pentingnya kesiapan militer Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden yang memiliki visi kuat untuk membangun Indonesia menjadi kekuatan regional yang berpengaruh, TNI harus terus diperkuat melalui program modernisasi dan pengembangan kemampuan militer.
Melihat dinamika global yang penuh ketidakpastian, Indonesia harus mampu beradaptasi dan memperkuat militernya untuk memastikan kedaulatan dan kepentingan nasional tetap terlindungi, serta serta peran aktif dalam geopolitik regional dan global akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan militer yang diperhitungkan di dunia. Peringatan HUT TNI ini adalah simbol kesiapan Indonesia untuk menghadapi segala tantangan yang mungkin terjadi di masa depan.
Komentar