Jakarta, indomaritim.id – Dalam rangka melaksanakan program kerja Jalasenastri, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Manik Siwi Sukma Adji menggelar pelatihan keterampilan Batik Ringkel, bertempat di Kantor Pengurus Pusat (PP) Jalasenastri, Komplek TNI-AL Kodamar, Jalan Tabah Raya No. 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (30/4/2019).
Kegiatan pelatihan Batik Ringkel ini juga mengundang instruktur, yakni Dr. Ir. Retno Keksi Wulandari, M.Si., beserta tim untuk memberikan ilmu keterampilan Batik Ringkel kepada seluruh Pengurus Jalasenastri Wilayah Barat.
Baca Juga: Ketua Umum Jalasenastri Manik Siwi Sukma Adji Terima Kunjungan Kehormatan Istri Panglima TLDM
Penamaan Ringkel sendiri berasal dari sifat produk akhir hasil kolaborasi teknik yang hasilnya menjadikan kain dengan tekstur berkerut atau bahasa Jawanya, Ringkel.
Dalam sambutannya Ketua Umum Jalasenastri antara lain mengatakan, bahwa Teknik Ringkel merupakan pengembangan dan penggabungan dua teknik, yaitu Teknik Smock dan Teknik Tritik Jumputan. Teknik Smock dilakukan seperti menjahit dan menyulam dengan tangan.
“Jadi teknik ini diawali dari tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu. Apabila Smock dikerjakan di atas kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tanda titik atau garis. Sementara itu, Teknik Tritik Jumputan adalah proses pewarnaan dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu. Prosesnya kain dicelup atau diwarnai dan dibuka jahitannya. setelah dibuka akan menghasilkan motif-motif yang indah,” jelas Ketua Umum Jalasenastri.
Selanjutnya, menurut Ketua Umum Jalasenastri, jenis bahan yang paling optimal menghasilkan motif adalah jenis Mori Primissima. Selain paling bagus motif yang dihasilkan, bahan jenis Mori juga paling mudah dalam proses pengerjaannya.
Nilai ketahanan luntur warna terhadap gosokan juga cukup bagus, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mengombinasikan dua teknik ini akan memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang. Teknik Ringkel ini prosesnya sederhana dan tidak memerlukan alat khusus.
“Pelatihan ini singkat, tapi saya melihat kesungguhan, ketekunan, semangat dan antusias para peserta dari pagi sampai siang hari ini, sangat luar biasa. Dengan hasil praktik yang bagus dan memuaskan. Arahan saya kepada para Ketua dan peserta, pelatihan ini dapat ditransfer kembali secara aplikatif kepada anggota yang lain, karena saya yakin bahwa Ibu-ibu Jalasenastri sangat cerdas, kreatif dan inovatif,”ujarnya.
“Sehingga berbagai pelatihan yang telah dilaksanakan sangat cepat dan mudah dikuasai oleh Ibu-ibu. Teruslah belajar dan mencoba, jangan takut gagal. kegagalan adalah awal dari keberhasilan. jangan berhenti untuk berkarya dan berkreasi sehingga akan memberikan nilai tambah bagi para peserta. Saya akan mewadahi hasil karya Ibu-ibu pada acara Jala Fair dalam rangka HUTJalasenastri di bulan Agustus mendatang,” tambahnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua Umum Jalasenastri Ny. Chichi Wuspo Lukito, Pengurus Inti Pengurus Pusat, Ketua Daerah, Ketua Gabungan, Ketua Cabang BS dan Ketua Korcab yang tergabung dalam Bakor Jalasenastri Jakarta.
Komentar