Peran Vital Data Informasi dalam Menjaga Kedaulatan Negara Maritim di Era Globalisasi

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara

Pelaut ADIPATI  l Kalitbang INDOMARITIM  l  Direktur Eksekutif TRUST  l Presiden SPI  l  Volunteer INMETA 

Dalam era globalisasi yang semakin terkait, di mana perdagangan, transportasi, dan interaksi antarbangsa semakin terjadi melalui laut, peran data dalam dunia kemaritiman dan kedaulatan negara sebagai negara maritim menjadi semakin penting. Data bukan hanya sekedar elemen inti dalam pengambilan keputusan yang efektif dalam bisnis, tetapi juga dalam upaya menjaga kedaulatan negara di wilayah perairan yang luas. Negara-negara maritim, seperti Indonesia, memiliki tantangan khusus dalam mengelola data, terutama mengingat keragaman data yang mencakup informasi terstruktur, data mentah, semi-terstruktur, dan tak terstruktur. Dalam konteks ini, empat pendekatan utama, yaitu Data Warehouse, Data Lake, Lakehouse, dan Data Mesh, memiliki peran krusial dalam mendukung pengelolaan data yang efektif di dunia kemaritiman dan dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Negara-negara maritim memiliki wilayah perairan yang luas yang mencakup zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan terkadang wilayah kedaulatan yang tersebar di berbagai kepulauan. Data tentang kondisi laut, cuaca, navigasi, perikanan, dan keamanan maritim adalah aset berharga untuk memantau dan mengelola wilayah perairan ini. Data ini mencakup informasi yang sangat beragam, mulai dari data pengamatan kapal, citra satelit, data oseanografi, hingga data perikanan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pendekatan yang memungkinkan penyimpanan, pengelolaan, dan analisis data yang efektif untuk memahami dan mengamankan wilayah perairan tersebut. Dalam dunia kemaritiman dan dalam menjaga kedaulatan negara sebagai negara maritim, pengelolaan data yang efektif adalah hal yang sangat penting.

Maka Data Warehouse, Data Lake, Lakehouse, dan Data Mesh adalah alat yang dapat mendukung pengelolaan data yang efektif untuk memahami dan mengamankan wilayah perairan yang luas. Pertama Pendekatan Data Warehouse; Data Warehouse dalam konteks dunia kemaritiman dapat digunakan untuk menyimpan dan mengelola data yang terstruktur, seperti data navigasi dan data pengamatan kapal. Dengan memanfaatkan Data Warehouse, badan pengawasan maritim dapat mengoptimalkan kinerja kueri untuk memantau lalu lintas kapal, memprediksi cuaca laut, dan mengelola data yang berkaitan dengan keamanan maritim. Kedua Pendekatan Data Lake; Data Lake menjadi sangat relevan dalam dunia kemaritiman karena kemampuannya untuk menyimpan data mentah, semi-terstruktur, dan tak terstruktur. Data mentah dari berbagai sumber, seperti sensor di laut, dapat disimpan dalam Data Lake dan diolah lebih lanjut sesuai kebutuhan. Data Lake juga memungkinkan pemrosesan citra satelit, analisis oseanografi, dan pengelolaan data perikanan yang dapat mendukung keberlanjutan dan perlindungan lingkungan maritim.

Ketiga Pendekatan Lakehouse; Lakehouse, sebagai perpaduan antara Data Warehouse dan Data Lake, dapat memfasilitasi analisis data yang lebih mendalam dalam dunia kemaritiman. Dengan struktur data yang didefinisikan saat dibaca, Lakehouse memungkinkan badan pengawasan maritim untuk mengintegrasikan data yang beragam dari berbagai sumber dan menghasilkan wawasan yang lebih baik tentang situasi maritim. Keempat Pendekatan Data Mesh; Data Mesh dapat menjadi relevan dalam konteks dunia kemaritiman dengan mendorong kerja sama lintas tim dan kepemilikan data yang terdesentralisasi. Dalam pengelolaan data maritim, kolaborasi antara badan pengawasan maritim, badan oseanografi, dan lembaga penelitian adalah kunci. Pendekatan Data Mesh memungkinkan berbagi data yang aman dan dapat diakses oleh berbagai pemangku kepentingan untuk keamanan, penelitian, dan perlindungan sumber daya alam laut yang berkelanjutan.

Sehingga memahami peran dan kelebihan masing-masing pendekatan ini dalam konteks maritim adalah langkah penting dalam menjaga kedaulatan negara di lautan yang terus berubah dan semakin terkoneksi. Dengan pendekatan yang tepat, negara-negara maritim dapat memanfaatkan data untuk mengambil keputusan yang cerdas dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam laut untuk generasi mendatang. Bersamaan dengan geliat TNI AL yang terus membangun kerjasama regional dengan angkatan laut negara-negara tetangga dan mitra strategisnya diharapkan mampu menjawab semua ancaman geopolitik 2024 ini. Mulai dari ancaman perompakan di laut, penyelundupan narkoba, illegal fishing, sampai upaya dalam mendukung ketahanan ekonomi maritim Indonesia serta penanganan bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami. Meminjam statemen UNIQU Forum 9 september 2023 lalu tentang pentingnya data informasi dari ancaman siber dan penyusupan, maka pengembangan infrastruktur data informasi khususnya bagi TNI AL adalah kunci dari kedaulatan itu sendiri.

 

Komentar