Ternate, indomaritim.id – Pengembangan wisata maritim di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, terkendala dengan terbatasnya akses transportasi dari dan ke daerah itu, terutama untuk transportasi udara.
“Penerbangan yang melayani rute Ternate- Kepulauan Sula hanya satu, itu pun menggunakan pesawat kecil dengan kapasitas 40-an penumpang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kepulauan Sula, Muhammad Drakel, dihubungi dari Ternate, Senin (25/2/2019).
Sedangkan untuk transportasi laut yang menghubungkan Kepulauan Sula dengan Ternate sebagai pintu utama keluar masuk ke Maluku Utara (Malut) hanya tiga kali dalam seminggu dengan lama pelayaran sekitar 17 jam jika cuaca tidak buruk.
Menurut dia, Kepulauan Sula memiliki potensi pariwisata maritim yang sangat besar, bahkan untuk sejumlah objek wisata di daerah itu, seperti Objek Wisata Tanjung Waka kini semakin diminati wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Objek wisata Tanjung Waka itu banyak diminati wisatawan, karena selain memiliki panorama pantai pasir putih yang sangat indah, juga perairan di sekitarnya menyuguhkan panorama bawah laut yang eksotik.
Oleh karena itu, Muhammad Drakel mengharapkan kepada semua perusahaan penerbangan nasional untuk membuka rute penerbangan dari dan ke daerah itu, baik yang menghubungkan dengan Ternate maupun kota lain di luar Malut, seperti Manado, Sulawesi Utara.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula kini terus mengupayakan pengembangan Bandara Emalamo, di Sanana Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula agar bisa didarati pesawat berukuran lebih besar.
Ia menambahkan Pemkab Kepulauan Sula juga mengharapkan adanya keterlibatan investor dalam pengembangan pariwisata di daerah itu, khususnya untuk pariwisata bahari yang merupakan unggulan primadona di Kepulauan Sula. Investor diharapkan menanamkan modal di bidang transportasi, hotel dan penginapan hingga pengelolaan atraksi wisata.
Pemkab akan memberikan berbagai kemudahan kepada investor yang berminat menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata di Kepulauan Sula, seperti kemudahan perizinan dan dukungan penyediaan infrastruktur penunjang. Dengan begitu, diharapkan wisata maritim setempat menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat sekitar. Juga membuat masyarakat menjadi tenagakerja sampai manajer di sekor industri wisata bahari disana.
Komentar