Bratislava, indomaritim.id – Badan Kerja Sama Dewan Perwakilan Daerah RI (BKSP DPD RI) yang dipimpin Emma Yohana melakukan kunjungan kerja ke Slowakia pada tanggal 11 Maret hingga 18 Maret 2019. Pada lawatan tersebut, delegasi mengadakan pertemuan dengan National Council Slowakia, Kementerian Pendidikan, Visegrad Fund, Kadin Indonesia-Slowakia, dan Wakil Gubernur Bratislava.
Duta Besar Indonesia untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso Asmady mengapresiasi kunjungan delegasi ke Slowakia. “Serangkaian pertemuan tersebut dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dan diimplementasikan sehingga dapat memberikan hasil nyata,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima redaksi.
Sistem pendidikan dan tawaran beasiswa menjadi topik bahasan dalam pertemuan dengan Kementerian Pendidikan Slowakia. Secretary of State Kementrian Pendidikan, Mrs. Olga Nachmannov menyampaikan bahwa kerjasama antar universitas dapat langsung dilakukan tanpa harus mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Pendidikan.
Pemberian program beasiswa Darmasiswa dari Indonesia sangat diapresiasi dan diminati oleh siswa Slowakia. “Saat ini tercatat, 206 alumni Darmasiswa dan tahun ini terdapat 34 siswa Slowakia yang tengah menempuh studi Darmasiswa di berbagai kota di Indonesia,” kata Mrs. Olga Nachmannov.
Tak hanya pendidikan, tema industri khususnya sawit menjadi bahasan antara BKSP DPD RI dan rekan kerjanya di Slowakia. Di Kantor Parlemen, delegasi diterima oleh Mr. Martin Kluss yang menjabat Urusan Kerjasama Luar Negeri dan Mr. Edward Hweger yang menjabat Urusan Ekonomi dari Tenaga Kerja.
Menurut pihak Parlemen Slowakia, hubungan bilateral antara Indonesia dan Slowakia saat ini merupakan yang terbaik dibandingkan perwakilan asing lainnya.
“Sejak 1993 Sowakia menjadi negara independen, Indonesia merupakan salah satu negara yang pertama mulai bekerjasama dengan Slowakia. Indonesia dan Slowakia selalu saling dukung pada forum internasional,” kata Martin Kluss.
Pada kesempatan tersebut juga dibicarakan mengenai dukungan Slowakia terhadap Indonesia pada isu kelapa sawit. “Saat ini Slowakia memegang tampuk kepresidenan Visegrad sehingga peranan Slowakia dapat menjadi jembatan bagi Indonesia guna melakukan penetrasi di kawasan Eropa,” ujar Edward Hweger.
Sementara pertemuan dengan Presiden Kamar Dagang dan Industri Slowakia-Indonesia, Mr. Milan Compel dibahas mengenai pengembangan kerjasama bilateral Indonesia-Slowakia di sektor otomotif, energi, dan pariwisata. Kadin Slowakia-Indonesia juga akan mengusahakan berdirinya “House of Indonesia”. Delegasi mendapatkan paparan dari beberapa bisnis Slowakia, yaitu: THX (pengolahan sampah); IDO Hutny Project (Engineering, Procurement, Construction) dan Compel Industry (alat pendekteksi ranjau darat).
Internasional Visegrad Fund (IVF) memberikan paparan kepada delegasi Indonesia mengenai peran organisasi Visegrad yang mengedepankan kerjasama antar 4 anggota Negara di Eropa Tengah. Aliansi empat negara ini merupakan salah satu organisasi yang relatif kuat dan maju di kawasan Eropa. Pertumbuhan ekonominya mencapai 5 persen per tahun dibandingkan dengan negara-negara Eropa dengan tingkat ekonomi kuat.
Selain memiliki jalinan kerja sama dengan erat antara 4 negara tersebu, Visegrad Fund juga memiliki program pendidikan dengan berbagai universitas di luar Slowakia, termasuk Universitas Indonesia.
Komentar