Kuningan, indomaritim.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan laut sangat penting bagi Indonesia. Tidak ada negara lain atau pihak lain yang boleh mendominasi atau mengambil keuntungan dari pemanfaatan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tidak pernah terbayangkan oleh kita, lebih dari 10.000 kapal ikan asing berukuran sangat besar kita usir dari laut Indonesia. Merekalah yang dulu mengeruk laut kita sehingga terjadi penurunan signifikan jumlah rumah tangga nelayan kita,” kata Menteri Susi di Pondok Pesantren Mambaul Huda, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis (11/4/2019).
Baca Juga: Lagi, Kementerian Kelautan dan Perikanan Tangkap Kapal Pencuri Ikan Berbendera Asing
Selain mengambil alih mata pencaharian nelayan, pelaku illegal fishing juga dianggap telah merugikan negara dengan berbagai cara lainnya.
“Tak hanya mengambil ikan kita, mereka juga memakai solar bersubsidi yang seharusnya untuk masyarakat kita. Negara kita juga dijadikan tempat perbudakan manusia termasuk anak-anak seperti kasus Bejina,” kenang Menteri Susi.
Ia menambahkan, bahwa seiring pertumbuhan penduduk dunia yang terus terjadi, orientasi pembangunan bidang kemaritiman akan menjadi sangat penting.
“Bukan tidak mungkin jika kemaritiman menjadi titik tolak kehidupan masyarakat dunia, utamanya Indonesia ke depannya. Maka pendidikan kemaritiman dan kelautan harus diperkenalkan kepada seluruh generasi muda, salah satunya melalui Ponpes yang merupakan lembaga penting pembangunan bangsa, di samping lembaga pendidikan lainnya,” ujar Susi Pudjiastuti.
Namun, sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan laut sebagai masa depan bangsa, Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah komando Menteri Susi melakukan perperangan terhadap Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Berkat upaya tegas tersebut, kedaulatan atas laut mampu diraih Indonesia.
“Kita harus mencitrakan negara kita ini sebagai negara yang hebat, negara yang kuat, negara yang berani membela kedaulatan,” kata Susi Pudjiastuti.
Indonesia Poros Maritim Dunia
Pentingnya laut untuk kesejahteraan Indonesia juga diungkapkan Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio. Menurut Kepala Staf Angkatan Laut dari 2012 hingga 2015 ini, kesadaran sebagai negara besar maritim harus terus digaungkan.
“Peta Indonesia jika ditumpangkan di atas peta Amerika Serikat maka akan terlihat Indonesia membentang dari Laut Pasifik di barat daratan Amerika Serikat sampai Laut Atlantik di timur daratan Amerika Serikat. Jarak ujung barat Indonesia ke ujung Timur Indonesia bisa sama dengan jarak California ke Bermuda,” kata Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio kepada indomaritim.id.
Ia memaparkan, konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Jokowi sebagai agenda pembangunan yang difokuskan pada lima pilar utama.
“Lima pilar poros maritim dunia yakni membangun kembali budaya maritim Indonesia, kedua menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama,” ungkapnya.
“Kemudian memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dan keempat menerapkan diplomasi maritim, melalui usulan peningkatan kerja sama di bidang maritim dan upaya menangani sumber konflik, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, dengan penekanan bahwa laut harus menyatukan berbagai bangsa dan negara dan bukan memisahkan,” ujar Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio.
“Dan pilar kelima adalah membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim,” katanya memungkasi.
Komentar