Jambi, indomaritim.id – Wilayah perairan pantai timur Sumatera khususnya Jambi, menjadi jalur favorit penyelundupan benih lobster menuju Singapura. Dalam April 2019, setidaknya sudah empat kali upaya penyelundupan benih lobster di perairan Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur berhasil digagalkan petugas kepolisan dan patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Berdasarkan data Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan(SKIPM) Jambi, sepanjang April 2019 saja petugas telah berhasil menyelamatkan 446.578 ekor benih lobster senilai Rp71 miliar yang akan dikirim ke Vietnam melalui Singapura.
Pada 13 Mei 2019 ini, petugas kembali berhasil menyelamatkan 205.370 ekor benih lobster senilai Rp 30,8 miliar lebih yang akan dibawa menuju Singapura.
Baca Juga: Terjun ke Laut, Susi Pudjiastuti Lepaskan Ratusan Ribu Ekor Benih Lobster di Natuna
Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan Pengendalian Data dan Informasi SKIPM Jambi, Paiman menduga, benih lobster tersebut diperoleh dari perairan Lampung dan Banten.
“Dari indikasi yang kita tangkap bekerja sama dengan kepolisian dan TNI AL, barang itu dari Banten, Jawa Barat, Sukabumi, Lampung, dan sekitarnya,” tutur Paiman.
Sebagaimana diketahui, sepanjang pantai selatan Jawa merupakan habitat benih lobster, mulai dari Banyuwangi, pantai selatan Malang, hingga ke barat Sukabumi, Jawa Barat. Tak hanya di daerah Jawa, pesisir barat pantai Lampung dan sebagian Bengkulu juga merupakan habitat lobster. Begitu pula dengan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali.
Diduga, keberadaan pelabuhan-pelabuhan kecil di Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat ini banyak dimanfaatkan oleh para penyelundup benih lobster. Terlebih, dua kabupaten ini memiliki pelabuhan kecil yang digunakan nelayan untuk memperdagangkan hasil tangkapan sebagai jalur pelayaran menuju laut lepas.
Paiman mengakui, pengawasan agak sulit dilakukan mengingat pelabuhan tikus di dua kabupaten ini jumlahnya sangat banyak. “Puluhan, mendekati ratusan. Setiap desa punya akses ke laut, seperti Kampung Laut, Nipah Panjang,” ujarnya.
Wilayah Tanjung Jabung Timur, Jambi memiliki garis pantai sepanjang 191 kilometer dari ujung Labuhan Pring Kecamatan Sadu sampai ke Mendahara Ilir yang berbatasan dengan Tanjung Jabung Barat.
Setiap desa di sepanjang pantai memiliki puluhan pelabuhan tikus atau pelantar. Tanjung Jabung Timur memiliki banyak pulau dan terbelah banyak anak sungai. Terutama di Desa Nipah Panjang 1, Pemusiran, Teluk Kijing Luar, Kuala Simbur, Simbur Naik, Teluk Majelis, Alang-alang, Mendahara Ilir, Kampung Laut, dan Sungai Lokan. Begitu pula Desa PMD, Simpang Datuk, Simpang Jelita, Sungai Jambat, Sungai Baku Tuo, Sungai Sayang, Air Hitam Laut, dan Sungai Cemara.
Desa-desa tersebut memiliki akses langsung ke laut lepas. Ditambah lagi keberadaan pulau-pulau tak berpenghuni yang kerap dijadikan pelabuhan tikus.
Kondisi ini menyebabkan, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur rawan kegiatan penyelundupan. “Pantai Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, itu sangat dekat dengan Singapura. Paling dekat (Singapura) itu Tanjung Jabung Timur,” ujar Paiman memungkasi.
Dari perairan Tanjung Jabung Timur misalnya, hanya diperlukan waktu enam jam untuk sampai ke Jambi dengan perahu cepat berkapasitas 200 PK dengan enam mesin. Sedangkan ke Singapura hanya dbutuhkan waktu delapan jam. Alhasil jalur ini menjadi pilihan para penyelundup benih lobster.
Komentar