Jakarta, indomaritim.id – Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mempublikasikan data kenaikan jumlah penumpang kapal jelang, saat Lebaran dan mudik sebesar 9,91 persen lebih besar dibandingkan jumlah penumpang di tahun 2018 pada masa yang sama.
“Hingga hari ini atau H+13, posko angkutan laut Lebaran 2019 mencatat jumlah penumpang sebanyak 1.835.074 orang naik sebesar 9.91 persen dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 1.680.264 orang. Sementara, kami semula memprediksi kenaikan jumlah penumpang untuk angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebesar 4.8 persen untuk 51 pelabuhan pantau,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko, Kamis (20/6/2019) di Jakarta.
Baca Juga: Kementerian Perhubungan Terjunkan Tim Khusus Awasi Keselamatan Pelayaran di Danau Toba
Wisnu menambahkan bahwa pelabuhan Batam masih menjadi pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi selama masa pemantauan angkutan laut Lebaran dengan jumlah penumpang sebanyak 246.062 orang yang disusul oleh pelabuhan Tanjung Balai Karimun (226.056 orang), Tanjung Pinang (125.953 orang), Tanjung Buton (86.948 orang) dan Ternate (86.706 orang).
Menurut Wisnu, pergerakan penumpang paling besar terjadi di pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia, karena banyak Warga Negara Indonesia yang bekerja di sana. Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan. Yang signifikan juga terjadi di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar, sehingga juga menimbulkan lonjakan penumpang cukup tinggi.
Baca Juga: Dua Kapal Rumah Sakti Terapung Segera Beroperasi Agustus 2019 di Perairan Jawa Timur
“Secara umum, mudik dengan angkutan laut di tahun 2019 ini berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman bila dibandingkan dengan tahun lalu. Angka kecelakaan menurun dan lonjakan penumpang di beberapa titik bisa diatasi,” ujar Capt. Wisnu.
“Ditjen Perhubungan Laut mencatat jumlah armada yang melayani angkutan laut Lebaran tahun 2019 sebanyak 1290 armada kapal yang terdiri kapal PT. Pelni sebanyak 26 unit, kapal perintis 113 unit dan kapal swasta 1.149 unit dengan kapasitas angkut sebanyak 3.4 Juta penumpang,” lanjutnya.
“Dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun ini yang mencapai sekitar 1,8 juta jadi masih cukup. Hanya masalahnya bagaimana mengatur agar kapal-kapal yang ada bisa disiapkan untuk mendukung pelabuhan yang penumpangnya banyak. Tentunya hal ini harus dilakukan dengan persiapan dan koordinasi yang lebih dini dan lebih baik,” kata Wisnu memungkasi.
Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: Rajab Ritonga