Proyek Garuda: Visi Transformasi Digital dan Strategi Keamanan Siber ASEAN

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara

Pelaut ADIPATI  l Kalitbang INDOMARITIM  l  CEO TRUST  l Presiden SPI  l  Volunteer INMETA

Presiden Prabowo Subianto mendeklarasikan Proyek Garuda sebagai langkah strategis untuk mengintegrasikan visi ekonomi digital dengan keamanan siber. Proyek ini bertujuan menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan aman, memperkuat stabilitas moneter domestik, dan memfasilitasi kerja sama regional di ASEAN. Dengan Rupiah Digital sebagai pilar utama, Indonesia berambisi memimpin transformasi digital di kawasan Asia Tenggara sekaligus menangani tantangan seperti dominasi judi online yang melibatkan Vietnam.

Rupiah Digital, sebagai bagian dari Proyek Garuda, dirancang dengan teknologi berbasis Distributed Ledger Technology (DLT) seperti R3 Corda dan Kaleido Hyperledger Besu. Teknologi ini memastikan keamanan dan transparansi tinggi, memungkinkan deteksi transaksi mencurigakan secara real-time. Fitur jejak transaksi yang transparan mempersulit operasi ilegal seperti judi online, pencucian uang, dan pendanaan terorisme. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Indonesia tidak hanya mengatasi ancaman kejahatan siber tetapi juga memperkuat ekosistem keuangan yang aman dan inklusif, terutama di daerah terpencil yang rentan terhadap eksploitasi digital.

Dominasi Vietnam sebagai pusat judi online di Asia Tenggara menyoroti perlunya pendekatan terpadu untuk memerangi ancaman siber. Melalui Proyek Garuda, Indonesia dapat memimpin inisiatif regional seperti penyusunan standar keamanan siber, diplomasi digital, dan kerja sama penegakan hukum antarnegara ASEAN. Misalnya, Indonesia dapat mendorong pembentukan pusat keamanan siber regional yang memanfaatkan teknologi mutakhir untuk melacak dan mengatasi kejahatan siber lintas negara. Langkah ini akan memperkuat kerja sama ASEAN dalam menciptakan ekonomi digital yang berdaulat dan aman.

Namun, fragmentasi kebijakan digital di ASEAN menjadi tantangan signifikan. Dekrit 147 yang diberlakukan oleh Vietnam, yang mewajibkan pengguna media sosial untuk memverifikasi identitas dan perusahaan teknologi asing untuk menyimpan data secara lokal, menunjukkan pendekatan yang berpotensi menimbulkan perbedaan strategi antarnegara. Kebijakan ini dapat memperlambat upaya membangun ekosistem digital terpadu di ASEAN, salah satu tujuan strategis Proyek Garuda. Dekrit 147 memberikan tekanan besar pada perusahaan teknologi global seperti Google, Facebook, dan TikTok. Kewajiban penyimpanan data lokal meningkatkan biaya operasional dan membuka potensi penyalahgunaan data oleh otoritas.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan ini mungkin mempertimbangkan ulang strategi mereka di Vietnam, menciptakan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat teknologi alternatif. Melalui kebijakan digital yang inklusif dan stabilitas yang ditawarkan oleh Proyek Garuda, Indonesia dapat menarik investasi dan meningkatkan daya saingnya sebagai hub teknologi regional. Selain itu, pendekatan berbeda dalam mengelola dunia maya di ASEAN menciptakan persaingan dalam menarik perhatian investor teknologi. Proyek Garuda, dengan komitmennya pada keamanan dan kebebasan digital, menawarkan model transformasi digital yang seimbang, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin di sektor teknologi.

Dekrit Vietnam menegaskan pentingnya keseimbangan antara keamanan dan hak digital. Proyek Garuda memiliki potensi untuk membuktikan bahwa transformasi digital dapat dilakukan tanpa mengorbankan privasi pengguna atau kebebasan berekspresi. Dengan memanfaatkan teknologi Rupiah Digital, Indonesia dapat memimpin penyusunan kerangka kerja regional yang inklusif dan kolaboratif untuk mengatasi ancaman siber seperti judi online. Diplomasi digital ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di ASEAN tetapi juga menciptakan stabilitas digital yang mendukung integrasi ekonomi regional.

Investigasi dan Focus Group Discussion para Ahli Cyber Asia Tenggara menyimpulkan bahwa Dekrit 147 Vietnam ini akan memberikan dampak besar terhadap geopolitik digital dan industri teknologi di Asia Tenggara. Namun, bagi Indonesia, kebijakan ini menjadi peluang untuk mempromosikan Proyek Garuda sebagai model transformasi digital yang mengedepankan inklusi, keamanan, dan kebebasan digital. Dengan memimpin diskusi regional tentang standar keamanan siber yang adil dan transparan, Indonesia dapat memperkuat perannya sebagai penggerak utama transformasi digital di ASEAN, sekaligus memastikan stabilitas dan keberlanjutan ekosistem teknologi di kawasan.

 

Komentar