Ekspor Ikan dari Maluku Utara Naik, Ini Daftarnya

Industri Maritim408 Dilihat

Ternate, indomaritim.id – Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kota Ternate, Maluku Utara mencatat ekspor ikan mengalami peningkatan terutama di lima negara tujuan ekspor.

Kepala BKIPM Kota Ternate, Abdul Kadir di Ternate, Minggu (24/2/2019), mengatakan untuk nilai ekspor produk ikan nonhidup yang tahun 2017 lalu Rp3,1 miliar, namun per akhir 2018 melonjak hingga mencapai Rp18,5 miliar.

Hasil perikanan ini diekspr ke Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat. Jenis ikan yang diekspor ke lima negara tersebut antara lain ikan tuna mencapai 26.000 kg, frozen yellowfin tuna 72.362 kg, jenis cakalang, tongkol dan kembung mencapai 61.480 kg.

Abdul Kadir mengatakan, untuk negara tujuan ekspor tertinggi adalah Vietnam sebesar 286.485 kg, disusul Jepang 89.000 kg dan Amerika Serikat 26.000 kg.

“Kami mememiliki kewenangan untuk membuat sertifikasi hasil perikanan yang akan di ekspor ke berbagai negara, sehingga Malut harus memiliki industri perikanan yang bermutu untuk ekspor,” katanya.

Untuk mendukung pengembangan ekspor perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Malut akan membangun sentra produksi perikanan untuk menjadikan Sofifi sebagai pusat pengembangan industri perikanan di Malut.

Menurut Kepala Dinas DKP Malut Buyung Radiloen, pihaknya akan membangun konektivitas di antara pusat-pusat produksi perikanan berbagai kabupaten/kota bisa tertampung di Sofifi, setelah itu dilakukan ekspor komoditi hasil perikanan milik nelayan tersebut.

Enam daerah itu adalah Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Selatan, dan Kota Tidore Kepulauan.

Buyung mengatakan, Pemprov Malut saat ini telah menyiapkan rencana induk pembangunan sentral industri perikanan di Sofifi untuk dapat menampung hasil laut tersebut.

“DKP Malut cenderung mendorong Sofifi sebagai kawasan pengembangan industri perikanan, juga Morotai tetap sebagai pintu keluar produksi hasil perikanan dan ini karena Malut memiliki luas laut yang cukup besar, namun yang menjadi kendala kita adalah bagaimana membangun konektivitas antara kabupaten/kota di Provinsi ini,” ujarnya.

Komentar