Aspal Buton Berpotensi Kurangi Aspal Impor

Industri Maritim355 Dilihat

Surabaya, indomaritim.id – Aspal Buton terus didorong penggunaanya untuk mengurangi ketergantungan impor aspal. Aspal Buton masih berpotensi besar terserap dalam pembangunan jalan baik jalan nasional, provinsi ataupun kabupaten melalui Kementerian PU-PR, Pemerintah Provinsi atau Kabupaten dan juga Pertamina serta pelaku usaha lainnya, baik dari BUMN maupun swasta.

“Aspal Buton ini kan satu-satunya di Indonesia, dan itu yang terbaik dan terbesar di dunia, dan sebenarnya juga sudah ada arahan dari Presiden sejak tahun 2015 untuk mengoptimalkan penggunaan aspal dalam negeri untuk pembangunan jalan,” kata Asisten Deputi Bidang Mineral, Energi dan Nonkonvensional Kemenko Kemaritiman, Amalyos, pada Forum Rapat Koordinasi dan Peninjauan Lapangan Kesiapan Infrastruktur Pengelolaan dan Distribusi Aspal Buton, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/5/2019).

Baca Juga: Perusahaan Slowakia Tertarik Garap Infrastruktur Bandara dan Jalan Tol

Ia menambahkan, dari sisi regulasi jika yang ada saat ini masih dianggap kurang efektif maka hal tersebut juga kita akan lakukan evaluasi dan penyempurnaan, selanjutnya kita akan mendorong skema mandatory, wajib dilakukan dan akan ada sanksi bila tidak dipatuhi.

“Selain itu perlu juga disusun road map terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan asbuton ke depannya, agar ada tata kelola yang baik terkait penggunaan dan pemanfaatan aspal sebagai substitusi aspal impor,” ujar Amalyos.

Menurut data Asosiasi Pengembang Aspal Buton Indonesia (ASPABI), total konsumsi dalam negeri aspal buton periode 2007-2018 baru sebesar 407.840 ton, atau sama dengan 0,06 persen dari cadangan deposit aspal buton.

“Cadangan asbuton kita banyak dan teknologi tidak ada masalah, produksi dari Pertamina, Wika Bitumen serta pelaku usaha asbuton lainnya juga dapat terus kita dorong untuk ditingkatkan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh Kementerian PU-PR. Dalam pelaksanaannya tentunya diperlukan pengawasan hal itulah yang kita coba kawal sekarang ini,” ujar Amalyos memungkasi.

Baca Juga: Pelabuhan Beri Kontribusi Ratusan Juta Untuk Pendapatan Daerah Buton Utara

Pada kesempatan yang sama, Bupati Buton La Bakry yang turut hadir dalam rapat koodinasi tersebut, sangat menyambut baik dengan adanya pertemuan semacam ini, dirinya mewakili masyarakat Buton berharap aspal akan menjadi tuan di negerinya sendirinya.

“Tampak prospek asbuton akan cerah, karena sudah mendapatkan dukungan dari semua pihak, semoga dengan penyusunan road map itu akan menjadi semakin terang masa depan asbuton untuk menjadi tuan di negeri sendiri. Regulasi yang baik juga sangat diperlukan sebagai payung hukum, saya sangat mengapresiasi Kemenko Kemaritiman yang telah menginisiasi pertemuan ini,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dimiliki Pertamina, sejak tahun 2016-2018, nilai impor aspal minyak per tahun mencapai rata-rata 1.107.000 ton atau senilai 457.191.000 USD (dengan nilai argus 413 USD per ton), sedangkan Pertamina memproduksi 350.000 aspal minyak per tahun dengan menggunakan crude oil ex Timur Tengah (TKDN 10 persen).

Usulan pemakaian aspal buton menurut ASPABI pun, akan terus ditingkatkan dalam tempo 5 tahun ke depan, semisal untuk kebutuhan aspal guna membangun jalan nasional akan meningkat dari 70.000 ton hingga 400.000 ton hingga tahun 2023. Begitupun jumlah asbuton juga akan ditingkatkan dari 200.000 ton, meningkat menjadi 3.400.000 di tahun 2023 dan substitusi terhadap aspal minyak sebesar 25 persen setiap tahun.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga

Komentar