Tinjau Lokasi Kebocoran Sumur Minyak, Bupati Karawang Minta Pertamina Beri Kompensasi Untuk Warga

Info Maritim856 Dilihat

Karawang, indomaritim.id – Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bersama rombongan dari Kepolisian Resort Karawang dan TNI meninjau langsung lokasi kebocoran minyak mentah di sumur migas lepas pantai YYA -1 area Pertamina Hulu Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) , Rabu (24/7/2019).

Rombongan Bupati Karawang melalukan peninjauan lokasi kebocoran minyak mentah menggunakan tiga kapal Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Kepolisian Resort Karawang.

“Saya bersama Kapolres dan Kasdim 0604 serta didampingi satpolairud meninjau langsung lokasi kebocoran, jaraknya sekitar tujuh mil dari bibir pantai,” kata Bupati Karawang saat meninjau penanganan di Desa Cemarajaya,Kecamatan Cibuaya.

Baca Juga: Strategi Pertamina Rawat Ladang Sepuh Agar Produksi Tak Jatuh

Setelah melakukan peninjauan, Bupati menyayangkan atas tumpahan minyak mentah dari sumur minyak Pertamina. Pasalnya, dampak lingkungan kebocoran minyak tersebut langsung dirasakan masyarakat yang tinggal di pesisir, termasuk nelayan dan petani tambak.

Ia mengatakan, dampak lingkungan dari tumpahan minyak mentah menjadi tanggungjawab Pertamina bersama. “Kami minta Pertamina memberi kompensasi bagi warga kami yang terdampak,” ujar Cellica Nurrachadiana.

Bupati ingin di setiap desa mengkoordinir warga mereka yang terdampak. Koordinasi ini bertujuan untuk menginvestigasi dan menginventalisir kerugian yang dialami warga, termasuk kerugian materi.

Bupati Cellica Nurrachadiana juga meminta Pertamina untuk melakukan kompensasi , seperti jaminan air bersih dan kesehatan.

“Posko kesehatan harus didirikan. Kami juga siap membantu menyiagakan tenaga medis,” katanya.

Cellica Nurrachadiana menyebut, terdampaknya ceceran limbah minyak mentah sejumlah wilayah Karawang termasuk bencana. Sebab, sedikitnya ada tujuh desa di pesisir utara Karawang yang terdampak.

“Belum menetapkan status siaga, namun layak kategori siaga bencana,” ujarnya memungkasi.

Reporter: Mulyono Sri Hutomo
Editor: 
Rajab Ritonga