Kajian Agromaritim Angkatan Laut dalam Roadmap Potensi Maritim Nasional

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara

Pelaut ADIPATI  l Kalitbang INDOMARITIM  l  Direktur Eksekutif TRUST  l Presiden SPI  l  Volunteer INMETA  

Sebagai negara agraris tropis terbesar di dunia dengan kekayaan bahari dan kepulauan yang tak tertandingi, Indonesia memiliki potensi agro-maritim yang sangat besar. Namun, hingga saat ini, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui penerapan inovasi teknologi industri 4.0 dan manajemen yang profesional, sektor agro-maritim memiliki potensi untuk mengalami transformasi yang luar biasa. Tujuannya adalah menjadikan sektor ini sebagai keunggulan kompetitif Indonesia, yang akan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dengan laju pertumbuhan lebih dari 7% per tahun. Yang tak kalah penting, pertumbuhan ekonomi tersebut harus berkualitas dan berkelanjutan, mencakup aspek inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi agro-maritimnya untuk memajukan ekonomi dan mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Kegiatan ekonomi berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, serta di wilayah daratan (lahan atas), dimana lingkungan alam digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kegiatan ini mencakup penggunaan sumber daya alam kelautan dan daratan, serta penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam konteks ini, “goods and services” merujuk pada produk fisik dan layanan yang dihasilkan dalam rangka mendukung kehidupan masyarakat. Dimana selama ini TNI Angkatan Laut telah berperan dalam pemantauan dan pengawasan kegiatan perikanan, baik tangkap maupun budidaya. Namun belum dioptimalkan dalam kemanfaatan potensi kelautan kita yang melimpah ini. Sehingga diperlukan penguatan teknologi canggih, seperti sistem pemantauan satelit dan drone kepada angkatan laut kita untuk mewujudkan itu semua.

Saatnya menjadikan angkatan laut mengambil peran sebagai agen perubahan sosial dengan memberikan edukasi potensi maritim dan meningkatkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat maritim. Industri Bioteknologi Kelautan saat ini adalah pasar yang sangat besar, sekitar empat kali lipat ukuran pasar semikonduktor (industri IT) sebagai peralihan kepada transformasi teknologi informasi. Maka penting Angkatan Laut meluaskan perannya pada pemanfaatan potensi kelautan yang seiring berjalan dengan prinsip keberlanjutan. Dengan keterlibatan aktif dan pengawasan oleh Command Center yang terintegrasi, Angkatan Laut Republik Indonesia bisa menjadi garda terdepan dalam memaksimalkan manfaat dari potensi kelautan untuk generasi mendatang.

Diantara cakupan sektor ekonomi kelautan mencakup berbagai subsektor dan kegiatan yang berkontribusi pada perekonomian negara dengan memanfaatkan sumber daya laut dan pesisir, meliputi :

  1. Perikanan Tangkap: Aktivitas perikanan komersial yang melibatkan penangkapan ikan dan biota laut lainnya di perairan laut. Perikanan tangkap adalah subsektor yang melibatkan penangkapan ikan dan biota laut lainnya di perairan laut. Ini adalah salah satu komponen penting dalam sektor ekonomi kelautan dan dapat melibatkan berbagai teknik penangkapan seperti pukat, jaring, trol, jermal, dan banyak lainnya. Perikanan tangkap berperan dalam memasok makanan laut untuk konsumsi manusia dan menyediakan sumber daya penting bagi industri pengolahan hasil perikanan. Namun, penting untuk menjaga keberlanjutan perikanan tangkap melalui praktik pengelolaan yang bijaksana dan upaya pelestarian sumber daya laut untuk masa depan.
  2. Perikanan Budidaya: Budidaya ikan, udang, kerang, dan organisme laut lainnya di tambak atau karamba. Perikanan budidaya melibatkan budidaya ikan, udang, kerang, dan organisme laut lainnya dalam lingkungan terkontrol seperti tambak atau karamba. Ini adalah subsektor penting dalam sektor ekonomi kelautan yang memiliki peran kunci dalam memenuhi permintaan global akan produk-produk perikanan, sambil mengurangi tekanan terhadap populasi ikan dan biota laut liar yang hidup di perairan alami. Praktik perikanan budidaya yang berkelanjutan dapat membantu menjaga stabilitas pasokan pangan laut, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung ekonomi lokal. Selain itu, mereka juga memungkinkan untuk pengawasan dan pengendalian yang lebih baik terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan organisme yang dibudidayakan. Di seluruh dunia, perikanan budidaya telah menjadi komponen penting dalam menyediakan produk makanan laut yang sehat dan berkelanjutan.
  3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan : Pengolahan ikan, pengawetan makanan laut, dan produksi produk olahan ikan. Industri pengolahan hasil perikanan merupakan subsektor yang terlibat dalam pengolahan ikan, pengawetan makanan laut, dan produksi berbagai produk olahan ikan. Subsektor ini memiliki peran penting dalam mengubah ikan segar dan produk-produk perikanan lainnya menjadi berbagai produk yang dapat dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam industri pengolahan hasil perikanan antara lain penggilingan ikan, pengeringan ikan, pembuatan ikan asin, produksi ikan beku, produksi produk makanan laut olahan seperti kaleng ikan, dan banyak lagi. Industri pengolahan hasil perikanan membantu memanfaatkan potensi perikanan tangkap dan budidaya dengan menciptakan produk makanan laut yang lebih tahan lama, praktis, dan beragam. Hal ini juga menciptakan lapangan kerja dalam sektor pengolahan dan distribusi produk-produk perikanan. Dalam konteks yang lebih luas, industri pengolahan hasil perikanan dapat menjadi motor penggerak ekonomi di daerah-daerah yang tergantung pada sumber daya laut. Upaya pelestarian sumber daya laut dan praktik pengolahan yang baik penting untuk menjaga keberlanjutan industri ini.
  4. Industri Bioteknologi : Pemanfaatan teknologi biologi dalam mengembangkan produk dan layanan berbasis kelautan. Industri bioteknologi kelautan melibatkan pemanfaatan teknologi biologi dalam mengembangkan produk dan layanan yang berbasis pada sumber daya kelautan. Bioteknologi memungkinkan penelitian dan pengembangan dalam mengidentifikasi, mengisolasi, dan memanfaatkan berbagai organisme laut, mikroorganisme, atau bahan kimia alami yang dapat memiliki aplikasi dalam berbagai sektor, termasuk farmasi, pangan, kosmetik, dan banyak lagi. Beberapa contoh penerapan bioteknologi kelautan termasuk penelitian untuk pengembangan obat-obatan yang berasal dari organisme laut, produksi bahan pangan fungsional dari mikroalga laut, dan pengembangan teknologi untuk pemantauan dan pemulihan ekosistem laut yang terancam. Industri bioteknologi kelautan memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan serta berperan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan.
  5. Pertambangan dan Energi: Eksploitasi sumber daya mineral dan energi di perairan laut, seperti minyak dan gas bumi. Subsektor pertambangan dan energi kelautan melibatkan eksploitasi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di perairan laut. Hal ini mencakup ekstraksi minyak dan gas bumi dari lepas pantai, serta pengeboran dan produksi energi alternatif seperti tenaga gelombang dan tenaga pasang surut. Eksploitasi sumber daya kelautan seperti minyak dan gas bumi merupakan aspek penting dalam industri energi global, dan banyak negara mengandalkan sumber daya ini untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Namun, penting untuk mengelola eksploitasi sumber daya ini dengan hati-hati dan memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin timbul, serta upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan. Selain minyak dan gas bumi, beberapa teknologi baru juga sedang dikembangkan untuk menghasilkan energi dari sumber daya kelautan yang terbarukan dan bersifat ramah lingkungan, seperti tenaga gelombang dan tenaga pasang surut, yang memiliki potensi untuk memberikan sumber energi bersih di masa depan.
  6. Pariwisata Bahari : Pengembangan pariwisata di pesisir dan perairan laut, termasuk penyelaman, pelayaran, dan wisata pantai. Pariwisata bahari mencakup pengembangan industri pariwisata di wilayah pesisir dan perairan laut. Ini adalah sektor penting yang melibatkan berbagai kegiatan wisata yang berbasis pada keindahan dan kekayaan alam laut. Beberapa contoh kegiatan pariwisata bahari mencakup penyelaman, snorkeling, pelayaran, berenang, berselancar, dan kunjungan ke pantai-pantai eksotis. Pariwisata bahari seringkali menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman terkait dengan laut dan pantai. Industri pariwisata bahari dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah-daerah pesisir, menciptakan lapangan kerja, serta mendukung infrastruktur pariwisata. Namun, untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan lingkungan pesisir, pengelolaan yang bijaksana dan upaya pelestarian alam menjadi sangat penting dalam pengembangan pariwisata bahari.
  7. Perhubungan laut : Adalah subsektor dalam sektor ekonomi kelautan yang berkaitan dengan transportasi laut dan logistik terkait untuk pengiriman barang dan penumpang. Subsektor ini mencakup berbagai aspek yang terkait dengan pergerakan barang dan orang melalui perairan laut, sungai, dan danau. Ini termasuk penggunaan kapal-kapal untuk mengangkut barang-barang, bahan mentah, dan penumpang melintasi perairan laut, kegiatan terkait dengan pengelolaan dan operasi pelabuhan, seperti bongkar muat, penyimpanan, dan distribusi barang, serta layanan kapal seperti perusahaan pelayaran, agen kapal, dan perusahaan pengapalan yang terlibat dalam operasi transportasi laut. Selain itu, perhubungan laut juga melibatkan perencanaan jalur pelayaran, penyelamatan dan pencarian di laut, yang sangat penting dalam situasi darurat. Subsektor perhubungan laut memainkan peran utama dalam mendukung perdagangan internasional, distribusi barang, dan mobilitas manusia di seluruh dunia. Ini juga penting dalam menghubungkan wilayah yang terpencil dan pulau-pulau dengan daratan utama, dengan fokus pada efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan transportasi laut sebagai prioritas utama.
  8. Industri dan Jasa Maritim : Layanan terkait perkapalan, konstruksi kapal, dan manajemen pelabuhan. Industri dan jasa maritim merupakan subsektor penting dalam sektor ekonomi kelautan yang mencakup berbagai layanan terkait perkapalan, konstruksi kapal, dan manajemen pelabuhan. Subsektor ini memegang peran kunci dalam mendukung operasi kelautan secara keseluruhan. Konstruksi kapal melibatkan pembuatan, perbaikan, dan pemeliharaan kapal-kapal yang digunakan dalam berbagai kegiatan kelautan, sedangkan layanan perkapalan mencakup transportasi laut, chartering kapal, manajemen armada, dan layanan logistik terkait perkapalan. Manajemen pelabuhan mencakup operasi pelabuhan, termasuk pelayanan bongkar muat, penyimpanan, distribusi, dan perizinan pelabuhan. Selain itu, layanan logistik maritim mendukung manajemen rantai pasokan dan distribusi barang melalui transportasi laut. Industri dan jasa maritim berperan penting dalam mendukung pergerakan barang dan penumpang melalui perairan laut, serta dalam pengembangan dan pemeliharaan kapal-kapal yang digunakan dalam berbagai sektor ekonomi. Subsektor ini juga menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada ekonomi negara dan wilayah pesisir, dengan manajemen yang efisien menjadi kunci dalam memastikan operasi yang lancar dan keberlanjutan sektor kelautan.
  9. Sumber Daya Wilayah Pulau Kecil : Pengelolaan sumber daya alam di pulau-pulau kecil, termasuk pertanian dan perikanan lokal. Sumber Daya Wilayah Pulau Kecil adalah subsektor yang mengacu pada pengelolaan sumber daya alam di pulau-pulau kecil. Ini mencakup berbagai kegiatan yang mendukung keberlanjutan sumber daya di pulau-pulau tersebut, termasuk pertanian dan perikanan lokal. Pulau-pulau kecil seringkali memiliki karakteristik geografis yang khas dan sering terisolasi, dan oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan sumber daya untuk kebutuhan penduduk setempat. Pertanian lokal di pulau-pulau kecil bisa mencakup budidaya tanaman pangan, buah-buahan, dan sayuran, serta peternakan lokal. Sementara itu, perikanan lokal melibatkan penangkapan ikan dan biota laut lainnya di perairan sekitar pulau. Kedua aktivitas ini mendukung pasokan pangan dan mata pencaharian penduduk pulau-pulau kecil dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Pentingnya sumber daya wilayah pulau kecil adalah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan alam, memastikan pasokan pangan yang stabil, dan mendukung mata pencaharian penduduk setempat. Upaya pelestarian sumber daya alam dan praktik pertanian serta perikanan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pulau-pulau kecil dan lingkungan mereka.
  10. Coastal Forestry (Hutan Mangrove) : Konservasi dan pemanfaatan hutan mangrove di wilayah pesisir. Coastal Forestry atau Hutan Mangrove mencakup kegiatan konservasi dan pemanfaatan hutan mangrove di wilayah pesisir. Hutan mangrove, dengan karakteristik uniknya, tumbuh di antara perairan laut dan daratan, dan berperan sebagai habitat penting bagi berbagai jenis kehidupan laut. Subsektor ini fokus pada perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan hutan mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir dan memberikan manfaat ekonomi dan ekologis. Kegiatan konservasi melibatkan upaya untuk melindungi hutan mangrove dari kerusakan, termasuk pengelolaan yang bijaksana terhadap eksploitasi kayu bakar dan kayu bangunan. Selain itu, pemanfaatan hutan mangrove melibatkan pengembangan model ekonomi yang berkelanjutan, seperti ekowisata atau budidaya berbasis mangrove, untuk mendukung kehidupan masyarakat setempat tanpa merugikan ekosistem. Hutan mangrove memiliki peran penting dalam mitigasi bencana alam, menjaga keberlanjutan sumber daya ikan, dan melindungi pantai dari abrasi. Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan dan pemahaman akan nilai ekologisnya menjadi kunci dalam subsektor Coastal Forestry untuk menjaga keberlanjutan wilayah pesisir.
  11. Sumber Daya Non-Konvensional : Pemanfaatan sumber daya non-konvensional seperti mikroorganisme laut untuk tujuan komersial atau penelitian. Sumber Daya Non-Konvensional melibatkan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak termasuk dalam kategori konvensional, dengan fokus pada mikroorganisme laut untuk tujuan komersial atau penelitian. Subsektor ini mencakup berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan mikroorganisme laut untuk memahami potensinya dalam berbagai aplikasi. Pemanfaatan mikroorganisme laut dalam konteks komersial dapat melibatkan produksi enzim, antibiotik, atau senyawa biokimia lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, mikroorganisme laut juga dapat digunakan dalam industri farmasi, pangan, dan kosmetik untuk pengembangan produk baru yang inovatif. Di sisi penelitian, penggunaan mikroorganisme laut dapat memberikan wawasan yang berharga dalam bidang bioteknologi dan ilmu kehidupan. Studi tentang keanekaragaman mikroorganisme laut juga dapat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman ekosistem laut dan potensi pengembangan teknologi hijau. Sumber Daya Non-Konvensional menyoroti pentingnya eksplorasi dan pengembangan sumber daya laut yang mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama di tingkat mikroorganisme, untuk mendukung inovasi dan keberlanjutan di berbagai sektor industri dan penelitian.

Maka Indonesia, sebagai negara maritim terbesar di dunia yang memiliki potensi agro-maritim yang melimpah. Diperlukan upaya merumuskan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan pemanfaatan dan pelestarian potensi maritim nasional. Roadmap Potensi Maritim Nasional harus mencakup peran krusial yang dimainkan oleh Angkatan Laut dalam mengembangkan sektor agro-maritim. Dimana terdapat sejumlah isu utama yang perlu dicermati dalam kajian ini. Salah satunya adalah kemiskinan yang masih melanda 40% petani, peternak, dan nelayan, menuntut solusi inklusif dan berkelanjutan. Rendahnya produktivitas dan efisiensi dalam sektor agro-maritim, disebabkan oleh pengelolaan tradisional yang kurang penerapan teknologi, menjadi hambatan besar. Tingginya tingkat impor pangan menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan nasional, sementara potensi bio-energy dan ocean energy perlu dieksplorasi secara lebih mendalam.

Angkatan Laut memiliki peran strategis dalam pemantauan dan pengawasan perikanan, peningkatan keamanan wilayah maritim, serta pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pelatihan dan teknologi menjadi bagian dari tanggung jawabnya. Angkatan Laut juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk pengembangan teknologi modern dalam agro-maritim dan membantu mendiversifikasi produksi pangan lokal. Pentingnya integrasi kajian agromaritim Angkatan Laut dalam Roadmap Potensi Maritim Nasional menjadi nyata. Langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan, peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi canggih, dan pengurangan ketergantungan pada impor pangan, menjadi fokus utama dalam roadmap ini. Selain itu, peran Angkatan Laut dalam mendukung pengembangan energi terbarukan juga harus diakui dan diintegrasikan dalam rencana pembangunan nasional.

Kajian agromaritim Angkatan Laut dalam Roadmap Potensi Maritim Nasional adalah langkah progresif untuk mencapai pembangunan agro-maritim yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan memahami isu-isu utama, menetapkan peran yang jelas, dan mengintegrasikan kebijakan strategis, Indonesia dapat melangkah maju sebagai kekuatan maritim yang unggul dan berdaya saing. Inisiatif ini juga mencerminkan komitmen Indonesia dalam merangkul potensi kelautan untuk kesejahteraan bangsa.

Komentar