Strategi Politik Tingkat Tinggi Koloni Lebah Pekerja

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara

Kolom, Lifestyle, Politik503 Dilihat

Pelaut ADIPATI l Kalitbang INDOMARITIM  l  Direktur Eksekutif TRUST  l Presiden SPI  l  Volunteer INMETA 

Berawal dari hikayat kerajaan koloni lebah tak menyengat, di mana beberapa pekerja lebah menjadi lebah “pembunuh ratu” untuk melindungi kelangsungan hidup koloni. Dalam literatur Ilmiah terdapat penelitian yang menerangkan tentang perbedaan genetika antara lebah betina (diploid) dan jantan (haploid), serta peran gen “penentuan jenis kelamin komplementer” (CSD) dalam proses penentuan jenis kelamin. Sebuah hipotesa sistem reproduksi lebah, dimana lebah betina, termasuk ratu dan pekerja, bersifat diploid dan berasal dari telur yang dibuahi dengan dua set alel. Sebaliknya, lebah jantan bersifat haploid dan dihasilkan dari telur yang tidak dibuahi.

Gen CSD menjadi kunci dalam menentukan jenis kelamin lebah, di mana alel yang berbeda pada gen tersebut memengaruhi apakah lebah akan menjadi betina atau jantan. Dan selalu ada masa dimana keajaiban genetik menghadirkan jenis pejantan langka dan steril yang dapat mengancam kelangsungan hidup koloni. Pejantan ini terbentuk ketika tubuh lebah diploid, yang seharusnya betina, menjadi jantan. Mereka disebut sebagai “jahat” karena bersifat steril dan tidak dapat berkontribusi pada reproduksi koloni. Pengenalan ratu baru ke koloni dengan pejantan steril menunjukkan bahwa ratu dalam koloni tersebut mati secara misterius setelah 10 hari.

Berita kematian sang ratu pun tersiar sebagai reaksi para pekerja lebah terhadap kehadiran pejantan steril. Berita kematian sang ratu adalah bentuk mekanisme pertahanan koloni yang secara alamiah yang bisa saja terjadi dalam setiap koloni mahluk hidup termasuk civil society manusia. Belajar dari pekerja lebah yang merespons dengan membunuh ratu yang menghasilkan keturunan jantan steril, sebagai respon alamiah dalam menjaga kelangsungan hidup koloni. Pembunuhan ratu tersebut membuka peluang bagi ratu baru yang lebih potensial untuk memastikan reproduksi yang efektif.

Jadi bagaimanakah keberadaan pejantan steril itu bisa menjadi pemicu utama bagi tindakan pembunuhan ratu dalam konteks kita sebagai koloni manusia. Dalam kondisi koloni yang normal, membunuh ratu yang menghasilkan keturunan jantan yang tidak produktif dianggap sebagai strategi evolusioner. Pembelajaran lebah terhadap kelangsungan hidup koloni yang sangat bergantung pada reproduksi yang efektif dan seleksi keturunan yang tepat, mencerminkan upaya kelompok atau elit politik untuk menjaga kekuasaan dan memastikan bahwa individu yang setia terhadap kepentingan kelompok tersebut berada pada prioritas yang utama.

Sebuah strategi politik tingkat tinggi untuk mempertahankan dominasi biasanya dimulai dari mengeliminasi atau mengisolasi figur sentral atau pemimpin yang dianggap akan menjadi hambatan terhadap kelangsungan sistem politik yang sedang berlangsung. Sehingga terjadi pertarungan antara kepentingan individu (ratu yang menghasilkan keturunan jantan yang tidak produktif) dan kepentingan kolektif (kelangsungan hidup koloni). Maka bersiaplah individu atau kelompok yang tidak sejalan dengan kepentingan kolektif masyarakat atau negara akan menghadapi perlawanan atau tindakan kolektif demi kestabilan politik ataupun sebaliknya.

Sebagaimana lebah ratu memiliki kontrol penuh terhadap reproduksinya dan dapat memilih keturunan yang sesuai. Dalam politik, elit atau pemimpin mungkin memiliki kontrol atas proses perekrutan dan pengembangan “keturunan politik” yang dapat mengamankan posisi kekuasaan. Sehingga tindakan para pekerja lebah dalam membunuh ratu yang dianggap tidak menguntungkan dapat dilihat sebagai mekanisme pengawasan dalam koloni. Dalam politik tingkat tinggi, mekanisme serupa mungkin muncul untuk memastikan kepatuhan terhadap agenda atau ideologi tertentu demi menjaga stabilitas politik.

Membaca dinamika koloni lebah dari perbandingan antara keberadaan pejantan steril dalam koloni lebah dengan figur atau individu yang dianggap menghambat kelangsungan sistem politik pada manusia dapat membuka wawasan baru terhadap strategi evolusioner dan pertarungan politik yang terus berlangsung. Alam terkembang menjadi Guru Kehidupan .. Perenungan kita terhadap pertarungan kepentingan dialam bebas adalah ranah pembelajaran bagi strategi politik tingkat tinggi yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang mengatur nilai kehidupan yang hanya bisa dilakukan secara kolektif.

Komentar