Pelaut ADIPATI l Kalitbang INDOMARITIM l Direktur Eksekutif TRUST l Presiden SPI l Volunteer INMETA
Asia-Pasifik, sebagai kawasan yang kaya akan keberagaman etnis, budaya, dan agama, menjadi panggung penting dalam dinamika hubungan keamanan global. Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman tersebut, memiliki peran kunci dalam membentuk dan menjaga keseimbangan di kawasan ini, serta memainkan peran yang semakin dominan dalam geopolitik global. Pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pengaruhnya dalam kebijakan ekonomi global dan berkontribusi pada pembentukan norma-norma internasional.
Namun, Indonesia juga menyadari pentingnya menjaga keseimbangan dalam dinamika hubungan internasional. Dalam konteks meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta pergeseran menuju sistem dunia multipolar, Indonesia menempatkan dirinya sebagai mediator potensial dan advokat untuk perdamaian dan stabilitas regional. Langkah-langkah ini tercermin dalam upaya Indonesia untuk memperkuat hubungan keamanan dengan negara-negara tetangga seperti Filipina dan Vietnam, serta kekuatan regional lainnya seperti Australia, India, Jepang, dan Korea Selatan. Kolaborasi dalam pertukaran intelijen, latihan militer bersama, dan pembangunan kapasitas menjadi bagian integral dari upaya bersama untuk meningkatkan keamanan regional dan menanggapi ancaman yang kompleks.
Namun demikian, untuk mencapai potensi sebagai kekuatan tengah dalam geopolitik global, Indonesia juga harus mengatasi masalah internalnya. Reformasi struktural, kebijakan inklusif, dan peran aktif dalam keamanan regional menjadi kunci untuk memperkuat posisi Indonesia dalam arena geopolitik global. Reformasi mendalam diperlukan untuk mengatasi masalah internal seperti korupsi dan lambannya birokrasi. Langkah-langkah transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang kuat akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan stabilitas. Di sektor ekonomi, kebijakan pembangunan yang berfokus pada inklusivitas diperlukan untuk memperkecil kesenjangan ekonomi. Program pemberdayaan ekonomi di daerah-daerah terpinggir dan peningkatan akses pendidikan serta pelatihan vokasional akan membantu memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.
Selanjutnya, Indonesia harus memainkan peran yang lebih aktif dalam memelihara keamanan regional. Kerja sama erat dengan negara-negara tetangga dan partisipasi aktif dalam inisiatif keamanan regional akan memperkuat posisi Indonesia sebagai penjaga stabilitas di kawasan. Diplomasi luar negeri yang efektif memerlukan fokus pada memperkuat hubungan bilateral dan multilateral. Memanfaatkan forum internasional untuk mempromosikan kepentingan nasional dan membangun kemitraan strategis akan meningkatkan daya tawar diplomasi Indonesia. Dalam menghadapi isu-isu keamanan, Indonesia harus meningkatkan kerjasama antarlembaga keamanan dan intelijen. Investasi dalam pemahaman mendalam terhadap akar penyebab konflik, dan upaya pencegahan secara proaktif, dapat mendukung stabilitas keamanan dalam negeri.
Kestabilan politik juga harus dikukuhkan melalui reformasi politik yang memperkuat sistem demokrasi dan transparansi. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik dan membangun lembaga-lembaga yang independen akan menciptakan lingkungan politik yang dinamis dan stabil. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan tengah dalam geopolitik global. Dengan populasi terbesar keempat di dunia, kekuatan ekonomi yang signifikan, dan posisi strategis di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia memiliki daya tarik yang dapat memberikan dampak signifikan dalam dinamika global.
Prabowo sebagai presiden terpilih 2024, dalam visi misinya menyoroti kelemahan pertahanan Indonesia khususnya masalah minimnya anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan. Dia berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan industri strategis nasional dan mengalokasikan anggaran pertahanan yang meningkat setiap tahun. Namun, terdapat perbedaan pandangan antara Prabowo dan Jokowi mengenai penguatan pertahanan, dengan Prabowo menekankan pentingnya alutsista konvensional dan Jokowi lebih memperhatikan pertahanan siber. Indonesia juga harus mengatasi masalah internalnya, seperti korupsi dan lambannya birokrasi, untuk mencapai potensi sebagai kekuatan tengah dalam geopolitik global. Reformasi struktural, kebijakan inklusif, dan peran aktif dalam keamanan regional menjadi kunci untuk memperkuat posisi Indonesia.
Presiden terpilih Prabowo terlihat aktif membangun koalisi besar untuk menguatkan negara. Diperlukan berkomitmen untuk memperkuat fondasi internal Indonesia dengan reformasi struktural dan kebijakan inklusif agar peran kunci sebagai mediator potensial dan advokat perdamaian di Asia-Pasifik bisa dicapai. Maka Prabowo mesti segera membangun partisipasi aktif dalam inisiatif keamanan regional, khususnya apa yang terjadi di Indonesia sendiri. Dimana dalam menghadapi isu-isu keamanan, Indonesia harus meningkatkan kerjasama antarlembaga keamanan dan intelijen serta investasi dalam pemahaman mendalam terhadap akar penyebab konflik. Khususnya yang sedang terjadi di Papua, dimana gerakan separatis semakin meluas. Selain itu penguatan dialog dibawah, diplomasi luar negeri yang efektif juga diperlukan untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral.
Saatnya Indonesia dengan Presidennya yang baru, mengoptimalkan potensi untuk menjadi kekuatan tengah dalam geopolitik global. Berbekal populasi terbesar keempat di dunia, kekuatan ekonomi yang signifikan, dan posisi strategis di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik. Indonesia perlu menegaskan posisinya sebagai penjaga stabilitas di kawasan. Dukungan pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan diplomasi luar negeri yang proaktif menjadikan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan tengah dalam geopolitik global.














Komentar