Menyongsong Empat Tujuan Wisata Dunia ‘Bali Baru’

Lifestyle423 Dilihat

Jakarta, indomaritim.id –  Melalui rapat koordinasi di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Rabu (13/2/2019) lalu, pemerintah fokus terkait upaya pengembangan empat destinasi wisata yang ke depannya bakal diproyeksikan sebagai “Bali baru”.

Maksud dari “Bali baru” adalah keempat destinasi tersebut menjadi sangat diprioritaskan agar dapat berkembang menjadi tempat wisata yang dikenal di mancanegara, seperti layaknya Pulau Dewata selama ini.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya seusai menghadiri rapat koordinasi tersebut, Presiden Joko Widodo disebutkan telah menetapkan empat super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo-Pulau Komodo.

Selain itu, ujar dia, juga telah ada yang dinamakan Badan Koordinasi Kepariwisataan yang diketuai oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan rencananya rapat koordinasi seperti itu akan digelar setiap bulan.

“Rapat koordinasi kepariwisataan tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara, sehingga dapat mendongkrak devisa negara,” kata Arief Yahya.

Arief mengatakan, sektor pariwisata sudah menjadi penghasil devisa negara terbesar karena pada 2018 proyeksi perolehan devisa mencapai 17 miliar dolar AS, meningkat dari tahun 2017 yang mencapai 15 miliar dolar AS.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Hadi Sucahyono mengemukakan, pengembangan empat kawasan ini lebih difokuskan antara lain karena tren kunjungan turisnya terus meningkat.

Menurut Hadi Sucahyono, investasi guna mengembangkan keempat destinasi wisata tersebut akan menjadi pemicu percepatan peningkatan potensi ekonomi dan mempunyai tematik khusus.

Candi Borobudur menjadi prioritas tujuan wisata utama

Sebagaimana diketahui, Kementerian PUPR membangun infrastruktur pada setiap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) direncanakan secara terpadu baik untuk penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, maupun perbaikan hunian penduduk.

Semua hal tersebut dilakukan melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur yang telah disusun oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Hadi mengungkapkan, rencana induk tersebut disusun untuk pengembangan KSPN 10 tahun ke depan, kemudian lebih didetilkan dalam rencana 5 tahun dan setiap tahunnya dilakukan evaluasi.

Ia menjelaskan pembangunan infrastruktur tidak hanya ditujukan untuk turis yang datang namun juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dan mendukung potensi ekonomi lokal.

Di KSPN Mandalika, Kementerian PUPR telah melakukan antara lain penataan kawasan wisata di Desa Kuta dan Dusun Gerupuk, Desa Sengkol, Mandalika, Lombok Tengah yang menjadi salah satu tujuan wisatawan. Desa Kuta menawarkan wisata budaya dan keindahan Pantai Kuta Mandalika dan menjadi lokasi wisatawan untuk berselancar ataupun snorkeling.

Penataan di Desa Kuta yang dilakukan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya diantaranya membangun landmark Desa Kuta dengan desain patung peselancar semakin memperkuat identitasnya sebagai tempat yang baik untuk berselancar. Selain itu, akses enam ruas jalan lingkungan, pedestrian dan saluran drainase juga dibenahi sehingga memperlancar konektivitas ke lokasi wisata.

Kementerian PUPR juga membangun Ruang Terbuka Publik (RTP) berupa taman yang dilengkapi sarana bermain anak-anak yang dapat dinikmati warga sekitar dan wisatawan menambah kenyamanan dan kerapihan desa.

Pemulihan Pariwisata

Terkait Mandalika yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya mengingatkan bahwa pariwisata di provinsi tersebut telah kembali pulih setelah terjadinya bencana gempa.

Rai yang berasal dari Fraksi PDIP itu mengemukakan hal tersebut ketika mengikuti pertemuan tim kunjungan kerja reses Komisi XI DPR di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Provinsi NTB, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi NTB semakin membaik pascagempa antara lain karena adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat mempunyai motivasi dalam memulihkan perekonomian dan kesejahteraan NTB.

Ia mengapresiasi motivasi semua mitra kerja, khususnya perbankan yang ada di NTB, yang telah memberikan kemudahan untuk mengembalikan pemulihan masyarakat NTB agar perekonomian kembali bergeliat.

Rai juga mengingingkan agar peluang NTB sebagai destinasi pariwisata prioritas nasional dapat dioptimalkan, karena sektor pariwisata ke depannya dinilai akan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi NTB, dengan KEK Mandalika sebagai lokomotifnya.

Optimalisasi tersebut, lanjutnya, perlu diiringi dengan promosi yang efektif dan meyakinkan wisatawan bahwa situasi NTB sudah aman dan kondusif serta meningkatkan sumber daya manusia yang bergerak di sektor pariwisata.

Di KSPN Danau Toba, Kementerian PUPR telah meningkatkan akses dari Bandara Silangit baik jalan lingkar luar maupun lingkar dalam Danau Toba termasuk melakukan pengerukan alur sungai dan akan membangun Jembatan Tano Ponggol.

Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air, Ditjen Sumber Daya Air, Fauzi Idris mengatakan bahwa Kementerian PUPR mendukung peningkatan daya tarik Danau Toba khususnya Pulau Samosir.

“Pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol dirancang mampu memuat kapal besar berkapasitas tipe 2000 DWT (dead weight tonnage) dapat melintas di alur Tano Ponggol yang digunakan para wisatawan untuk mengelilingi Pulau Samosir, progres saat ini sudah mencapai 45 persen, dan ditargetkan selesai pada Desember 2019,” papar Fauzi Idris.

Selain itu, Kepala BWS Sumatera II, Roy Pardede menambahkan untuk capaian pekerjaan masih sesuai target dimana rencana lebar alur 80 meter dan panjang alur 1,5 kilometer.

Untuk infrastruktur Jembatan, Direktur Jembatan Iwan Zarkasyi menjelaskan Kementerian PUPR sudah merancang konsep desainnya, yakni jembatan dengan model “cable stayed” dengan tiga tiang tungku mengadopsi filosofi adat Batak Dalihan Natolu. Jembatan tersebut memiliki panjang 200 meter, sedangkan ketinggian tiang tungku sekitar 80 meter hingga 90 meter.

Penataan lingkungan

Danau Toba. Foto: Pixabay/indomaritim.id
Danau Toba.

Terkait KSPN Toba, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ibnu Munzir menyatakan, pihaknya mendukung pembangunan KSPN Danau Toba yang juga kerap disebut sebagai atau perkotaan di tepi perairan.

Menurut Ibnu Munzir, hal tersebut juga merupakan bagian dari penataan lingkungan dalam rangka menjaga kelestarian danau Toba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara itu.

Ia juga mengemukakan, Komisi V DPR RI juga mendukung pembangunan jalan lingkar luar Danau Toba untuk mempersingkat jarak bagi wisatawan.

Politikus Partai Golkar itu juga menyatakan akan mengawasi guna memastikan pekerjaan terkait pengembangan pariwisata Danau Toba tersebut juga dapat berjalan lancar sehingga hasilnya juga dapat dirasakan berbagai kalangan warga.

Sementara di Labuan Bajo, salah satu kawasan yang ditata adalah Kampung Ujung yang menjadi hub untuk menyeberang ke Pulau Komodo. Di kawasan tersebut dibangun pusat wisata kuliner yang dilengkapi dengan jalan lingkungan yang rapi dan drainase.

Pada tahun 2017-2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya telah membelanjakan anggaran sebesar Rp40,35 miliar untuk penataan kawasan di empat lokasi yakni Kampung Ujung, Kampung Air, Kampung Tengah, dan Pulau Komodo.

Lingkup pekerjaan yang dilakukan diantaranya yakni pembangunan pusat wisata kuliner Kampung Ujung, pembangunan jalan lingkungan di Kampung Tengah, Pedestrian Jalan Soekarno Hatta, dan penerangan jalan umum, dan pembangunan Jembatan di Promenade Kampung Air.

Kementerian PUPR juga membangun gerbang, Komodo, bangunan , shelter pengunjung, toilet dan . Kemudian jaringan air bersih ke Pelabuhan, pekerjaan sanitasi berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 170 meter kubik/hari.

Terakhir di KSPN Borobudur, Kementerian PUPR melakukan penataan kawasan di sejumlah destinasi wisata seperti kawasan Candi Mendut, Candi Pawon, dan Puthuk Setumbu. Selain itu juga dilakukan peningkatan akses jalan dari Bandara baru di Kulonprogo.

Dalam pembangunan infrastruktur KSPN, lanjutnya, Kementerian PUPR juga memperhatikan peta rawan bencana, serta menerima masukan dari Badan Geologi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dengan pengembangan keempat destinasi tersebut, maka ke depannya Menteri Pariwisata Arief Yahya juga optimistis Indonesia akan dikunjungi 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019 ini sebagaimana target yang telah ditetapkan.

Selain itu, diharapkan juga agar harapan devisa mencapai 20 miliar dolar AS dalam setahun juga dapat terjadi sehingga pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar nasional.

Komentar