Penemuan Pertanian sebagai Langkah Besar Pertama menuju Kehidupan yang Beradab

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara

Pelaut ADIPATI  l Kalitbang INDOMARITIM  l  Direktur Eksekutif TRUST  l Presiden SPI  l  Volunteer INMETA  

Penemuan pertanian adalah salah satu tonggak paling penting dalam sejarah manusia. Ia tidak hanya mengubah cara kita hidup dan bertahan hidup, tetapi juga membuka jalan menuju peradaban yang lebih maju. Sebelum masyarakat beralih ke sistem pertanian, manusia hidup sebagai pemburu-pengumpul. Mereka bergantung pada memburu hewan liar dan mengumpulkan tanaman yang tumbuh liar sebagai sumber makanan. Namun, dengan perubahan iklim dan lingkungan, serta pertumbuhan populasi, cara hidup ini menjadi tidak cukup berkelanjutan. Penemuan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengamati dan memahami proses tumbuh-tumbuhan dan budidaya tanaman. Mereka menyadari bahwa mereka dapat menghasilkan makanan sendiri dengan mengelola tanaman dan hewan. Inilah titik awal pergeseran besar dalam cara manusia memenuhi kebutuhan pangan.

Pengembangan ketahanan pangan menjadi isu krusial di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan keterbatasan lahan pertanian. Di Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan potensi kelautan yang besar, pendekatan maritim menjadi solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan ketahanan pangan secara komprehensif. Indonesia memiliki garis pantai yang panjang serta lautan yang luas. Potensi maritim ini meliputi sumber daya ikan, rumput laut, dan organisme laut lainnya. Hal inilah yang mendorong peneliti BRIN Sumbar Ratna Wulandari menginisiasi pengembangan penelitian pertanian dari sektor pertanian di laut, yang selama ini hanya fokus pada pengembangan ketahanan pangan pada sektor pertanian di darat.

Mulai dari memanfaatkan sumber daya laut dapat menyediakan alternatif pangan yang lebih beragam. Ikan, rumput laut, dan kerang dapat menjadi sumber protein dan nutrisi yang penting. Kemudian dengan memanfaatkan kearifan lokal masyarakat pesisir dalam memanen sumber daya laut secara berkelanjutan. Masyarakat pesisir memiliki pengetahuan tentang musim, pola pergerakan ikan, dan ekosistem laut yang sangat berharga. Bahkan sumber daya laut dapat berfungsi sebagai cadangan pangan dalam situasi darurat, terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir atau kekeringan. Maka ketahanan pangan melalui pendekatan maritim bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

Meskipun memiliki potensi yang besar, pengembangan ketahanan pangan melalui pendekatan maritim juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Mulai dari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya ikan dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan kerusakan ekosistem laut. Kemudian permasalahan kekurangan infrastruktur, dimana beberapa wilayah pesisir di Indonesia masih kekurangan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, sarana penangkapan ikan yang modern, dan fasilitas pengolahan. Dan tentunya permasalahan pemanasan global dan perubahan suhu laut dapat memengaruhi pola pergerakan ikan serta kelimpahan sumber daya laut lainnya.

Kita belajar dari sejarah bahwa penting untuk mengelola pertanian dengan bijaksana, mengadopsi praktik berkelanjutan, dan menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan penghormatan terhadap lingkungan. Sehingga diperlukan langkah strategis salah satunya dengan menguatkan pengembangan penemuan pertanian maritim yang didukung oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintahan daerah, kampus, LSM dan TNI Angkatan Laut. Karena ketahanan pangan kita bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang fondasi yang membentuk masyarakat, budaya, dan peradaban yang kita kenal hari ini. Sebagai tonggak pertama menuju kehidupan yang lebih beradab.

 

 

Komentar